Tingkatkan Kapasitas SDM Pengelola IPAL, Pj Wali Kota Malang: Problem Sanitasi Harus Dikendalikan

Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat membuka peningkatan kapasitas kelembagaan kelompok pemanfaat dan pemelihara IPAL Komunal dan pelatihan KSM DAK Sanitasi 2024, Selasa (16/7). Tugusatu/Bagus Suryo
Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat membuka peningkatan kapasitas kelembagaan kelompok pemanfaat dan pemelihara IPAL Komunal dan pelatihan KSM DAK Sanitasi 2024, Selasa (16/7). Tugusatu/Bagus Suryo

Tugusatu.com, MALANG– Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat melakukan percepatan untuk mengurangi kantong kemiskinan sekaligus penanganan stunting dan kesehatan lingkungan. Upaya itu melalui peningkatan kapasitas kelembagaan kelompok pemanfaat dan pemelihara Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Komunal.

“Ada problem sanitasi yang harus kita kendalikan,” tegas Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, Selasa (16/7).

Karena itu, Wahyu menekankan pentingnya sosialisasi, edukasi dan peningkatan kapasitas agar masyarakat lebih memahami urgensi sanitasi.

Sebab, sanitasi lingkungan di Kota Malang perlu peningkatan sebagai dampak kepadatan penduduk dan tingginya urbanisasi. Itu sebabnya peran kelompok swadaya masyarakat sangatlah vital dalam mengedukasi warga.

“Soal sanitasi belum semuanya memahami. Sosialisasi ini agar pemahaman masyarakat meningkat,” kata Wahyu saat peningkatan kapasitas kelembagaan kelompok pemanfaat dan pemelihara IPAL Komunal dan pelatihan KSM DAK Sanitasi 2024.

Wahyu mengungkapkan persoalan sanitasi bukan saja soal kesehatan lingkungan, melainkan juga terkait stunting. Pasalnya, hasil audit mengungkapkan faktor utama penyebab stunting tertinggi di Kota Malang akibat paparan rokok pasif sebesar 93,8%. Tertinggi kedua berkaitan dengan sanitasi, yakni keluarga buang air besar sembarangan mencapai 36%.

Termasuk balita tidak menerima air susu ibu eksklusif 28,4% dan riwayat kehamilan ibu dengan kekurangan energi kronis 16,9%.

“Sosialisasi ini salah satunya memperkuat pemahaman agar mindset (pola pikir) warga tidak buang air besar di sungai. Selain itu, pembangunan IPAL komunal akan mengurai limbah secara terpusat sehingga tidak langsung masuk sungai,” tuturnya.

Sejauh ini, Pemkot Malang terus melakukan upaya penurunan jumlah kantong kemiskinan dengan membangun IPAL skala permukiman minimal 50 kepala keluarga di Kelurahan Bandungrejosari dan Kiduldalem.

Bahkan, pembangunan tangki septic skala individu merambah 50 KK di 11 kelurahan. Termasuk pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah domestik.

Adapun sosialisasi pemberdayaan masyarakat pada 58 kelompok sejumlah 1000 orang. Selanjutnya melakukan rehabilitasi, peningkatan dan perluasan sistem pengelolaan air limbah domestik terpadu maupun terpusat skala permukiman.

Reporter/Editor: Bagus Suryo