Tugusatu.com- Ika Purwanti terlihat sibuk menata produk aneka minuman segar saat Gebyar UMKM di Malang Creative Center (MCC) pada 27-31 Desember 2024. Ia semringah karena tak begitu lama, pembeli mulai berdatangan. Produk minuman dengan 9 varian ini pun laris manis.
“Pasar selain Kota Malang juga di Pasuruan, Wajak, dan Turen,” tegas Ika Purwanti.
Usaha yang ia jalankan sukses sejalan kemajuan pariwisata. Pelanggan terbanyak anak muda, terutama generasi z. Apalagi produk sudah mengantongi izin usaha dan sertifikasi halal berimbas meningkatkan kepercayaan konsumen.
“Alhamdulillah naik kelas. Semula jualan eceran, sekarang sudah menikmati hasilnya,” katanya.
Ika menjelaskan penjualan lumayan laris. Selama musim hujan ini bisa laku 500 gelas, dan memasuki musim kemarau rata-rata penjualan 1.000 gelas per hari.
“Animo pembeli meningkat. Saya menyesuaikan permintaan pasar dan terus berinovasi. Pasar potensial kelompok milenial para mahasiswa dan siswa. Saya juga memasarkan produk di pesantren juga toko oleh-oleh,” imbuhnya.
Es Mili akronim dari melebihi segalanya disukai konsumen lantaran harga terjangkau. Produk di antaranya Coffee Mix, Thai Tea, Green Tea, Mango Tea, Choco Tea, sinom, Es Teler, Lyche Tea, Lemon Tea. Harga Rp6.000 sampai Rp10.000.
Dalam gelaran Gebyar UMKM, es Mili tergolong paling menarik perhatian. Gelaran itu pun bukan saja menjadi ajang promosi bagi pelaku UMKM, melainkan juga memberikan pengalaman baru bagi warga Malang dan berbagai daerah untuk menikmati minuman kreatif yang nikmat tanpa menguras kocek.
Pemilik usaha merintis usaha sejak 2022 dengan rumah produksi di Jalan Simpang Borobudur Utara, Kota Malang. Tantangan menjalankan usaha adalah membuat produk laku di pasar. Selain itu soal daya tahan sehingga berkaitan dengan kedaluwarsa. Itu sebabnya pelaku usaha terus berinovasi, juga getol mengikuti berbagai pelatihan oleh Diskopindag Kota Malang.
Alhasil, kualitas produk meningkat, akhirnya konsumen berdatangan yang berimbas dagangan laris manis.