Tumbuhkan Perekonomian, Diskopindag Kota Malang Perkuat Usaha Mikro

Kepala Diskopindag Kota Malang Eko Sri Yuliadi, bersama Penjabat Wali Kota Malang Iwan Kurniawan berdialig dengan pelaku UMKM saat Gebyar UMKM di Malang Creative Center (MCC), Jumat (27/12). Foto: Tugusatu/Bagus Suryo
Kepala Diskopindag Kota Malang Eko Sri Yuliadi, bersama Penjabat Wali Kota Malang Iwan Kurniawan berdialig dengan pelaku UMKM saat Gebyar UMKM di Malang Creative Center (MCC), Jumat (27/12). Foto: Tugusatu/Bagus Suryo

Tugusatu.com- Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, memperkuat usaha mikro menyongsong tahun 2025 yang penuh tantangan.

“Kebijakan tahun 2025 pasti sektor mikro karena itu menopang perekonomian daerah,” tegas Kepala Diskopindag Kota Malang Dr. Eko Sri Yuliadi, S.Sos, MM, Jumat (27/12).

Eko menjelaskan pertumbuhan UMKM signifikan menurunkan angka stunting sekaligus menekan angka kemiskinan dan pengangguran.

Untuk itu, lanjut Eko, kebijakan 2025 dengan mempercepat pelaku usaha naik kelas. Dalam hal ini, berbagai program fasilitasi akan ditingkatkan. Termasuk memperluas ceruk pasar melalui beragam pameran di luar Kota Malang.

Selain itu, Diskopindag Kota Malang mendata pelaku usaha dalam kaitan kebijakan pemerintah pusat yang menghapuskan piutang macet UMKM.

“Nanti ada kriteria, mekanisme, dan regulasi. Mereka pinjam di mana dan kapan. Ini perlu pendataan yang jelas. Sejauh ini belum ada UMKM yang punya piutang macet,” tuturnya.

Terkait dengan penerapan pajak pertambahan nilai (PPN) 12% pada Januari 2025, Eko mengatakan belum berdampak pada pelaku usaha. Sedangkan soal makan bergizi gratis yang melibatkan UMKM kuliner masih dikoordinasikan dengan perangkat daerah.

Saat ini, ada 21.270 UMKM di Kota Malang yang turut memberikan andil pada pertumbuhan ekonomi sejalan dengan kemajuan sektor pariwisata. Pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi di Kota Malang 6,07% dengan pelaku usaha kuliner mencapai 16.417 usaha yang jumlahnya kini terus bertambah.

Bahkan, data sementara BPS mencatat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku di Kota Malang triwulan ketiga sebesar Rp25.263,59 miliar atau tumbuh ketimbang triwulan dua Rp24.789,06 miliar.

Begitu juga PDRB atas harga konstan triwulan ketiga Rp15.960,17 miliar ketimbang triwulan dua Rp15.722,23 miliar.

Sebelumnya, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang, Dedy Prasetyo, Sabtu (14/12), menyatakan pertumbuhan ekonomi di Kota Malang tahun 2024 diprediksi mencapai 5,12% sampai 5,9% didorong oleh kinerja pariwisata. Pertumbuhan itu lebih tinggi ketimbang Jatim diperkirakan 4,7% hingga 5,5%.

Penulis: Bagus SuryoEditor: D. Wahjoeharjanto