Tugusatu.com- Jowo Line Dance Kota Malang, Jawa Timur, memeriahkan Hari Tari Sedunia di Malang Creative Center (MCC), Senin (28/4). Para seniman menghadirkan tembang Jawa dan sendratari dalam suasana sukacita.
“Ayo menari dan melantunkan tembang-tembang Jawa agar sebagai pengingat pada generasi muda bahwa tembang Jawa itu syarat dengan makna, dan kita menyampaikan dengan riang gembira memalui menari dan nembang bersama,” tegas pemangku Jowo Line Dance, Rinto Syah sembari mengungkapkan dalam kurun waktu 2 tahun sejak berdiri sudah 26 kali mementaskan karya karya tari dan tembang Jawa.
Pada kesempatan itu, penampilan Jowo Line Dance begitu memukau. Para pelaku seni selain menari juga nembang jawa seperti turi turi putih, cublak cublak suweng, lir ilir, suwe ora jamu, sluku sluku bathok, dan dondong opo salak. Sejumlah tembang Jawa itu selalu menjadi andalan.
Jowo Line Dance turut mengakomodir lagu daerah lain seperti tembang Madura dulu Ngapote dan sekarang Salam Kerong yang lagi hits.
Acara bertema Urip Iku Urup semakin meriah dengan kehadiran puluhan ibu-ibu lanjut usia yang sangat antusias turut memeriahkan kegiatan. Mereka berdandan cantik lengkap memakai jarik kebaya dan sebagian bersanggul sebagai ciri khas komunitas ini. Secara beregu, mereka bergantian menari dan melantunkan tembang tembang Jawa.
Menariknya lagi ada selingan talkshow menghadirkan perwakilan Karang Werdha Skabrom serta Ketua Srikandi Pemuda Pancasila Kota Malang, Kiky Tutik Sundari.
“Mari mengamalkan Pancasila dengan pendekatan budaya, karena budayalah yang bisa menjadi jembatan pemersatu bangsa dan menari bersama sebagai bentuk pelestarian tradisi dan budaya,” ucap Kiky Tutik Sundari.
Jowo Line Dance sebagai penyelenggara perhelatan ini berkolaborasi dengan Penggagas Kampung Budaya Polowijen, Isa Wahyudi akrab disapa Ki Demang. Ia menampilkan tari topeng Malang sebagai pembuka dan penutup acara.
“Pelestarian tradisi dapat dilakukan banyak cara di antaranya menari dengan menembang Jawa sebagai bentuk penyeimbangan jiwa dan raga,” kata Ki Demang.
Menurut Ki Demang, orang Jawa menyebut menari sebagai mbekso atau beksan. Selanjutnya, menari atau beksan dalam perkembangannya mengalami adaptasi di era modern, salah satunya diiringi dengan tembang termasuk lagu lagu Jawa.
Peringatan Hari Tari Sedunia 2025 di Kota Malang merupakan rangkaian Festival Kampung Budaya Polowijen #8 yang di dalamnya ada Gejug Gongseng #2 di Kampung Budaya Polowijen, Sabtu (26/4).