Disporapar Kota Malang Rawat Kampung Tematik Unggulan Pariwisata

Kepala Disporapar Kota Malang, Baihaqi (kiri) mendampingi Menparekraf Sandiaga Uno di Kayutangan Heritage, Kota Malang, Minggu (28/7). Foto: Tugusatu/Bagus Suryo
Kepala Disporapar Kota Malang, Baihaqi (kiri) mendampingi Menparekraf Sandiaga Uno di Kayutangan Heritage, Kota Malang, Minggu (28/7). Foto: Tugusatu/Bagus Suryo

Tugusatu.com- Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Jawa Timur, menekankan pentingnya merawat kampung tematik guna mendongkrak kunjungan wisata dan perekonomian.

“Kampung tematik menjadi kampung unggulan Kota Malang sebagai destinasi wisata unik yang tidak dimiliki daerah lain ” tegas Kepala Disporapar Kota Malang, Baihaqi, Selasa (27/8).

Saat ini kemajuan kampung tematik memberikan efek berganda setelah Kota Malang menjadi destinasi pariwisata unggulan nasional bahkan mendunia.

Pelancong domestik dan mancanegara berdatangan, mereka berwisata di kampung tematik. Dampaknya membuat UMKM tumbuh dan berkembang sekaligus naik kelas. Alhasil, perekonomian pun meningkat secara otomatis warga kian sejahtera.

Hal itu terutama kehadiran Kayutangan Heritage, Kampung Budaya Polowijen dan Kampung Warna-Warni berkontribusi positif memajukan sektor pariwisata. Termasuk Kampung Keripik Tempe Sanan, Kampung Gerabah, Kampung Keramik dan kampung-kampung lainnya telah menggerakkan pelancong berkunjung di Kota Malang.

“Di Kayutangan Heritage, info dari Ketua Pokdarwis Bu Mila Kurniawati, ada 5.000 wisatawan berkunjung tiap pekan. Dalam sehari ada sekitar 700 orang. Ini bernilai ekonomi apalagi tarif tiket hanya Rp5.000 per orang,” ucapnya.

Ia bersyukur empat kampung tematik masuk Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf).

Empat kampung tematik itu Kampung Sanan Tempe, Kampung Warna Warni, Kampung Glintung Water Street dan Kampung Budaya Polowijen.

Kampung Sanan Tempe dan Kampung Warna Warni masuk 500 besar ADWI. Sedangkan Kampung Glintung dan Kampung Budaya Polowijen masuk 300 besar ADWI.

Saat ini, Disporapar merawat 23 kampung tematik bersama Pokdarwis dan masyarakat yang begitu antusias. Di sisi lain, pihaknya terus melakukan monitoring dan evaluasi (monev).

Adapun monev tahun 2023, Disporapar mengelompokkan kampung tematik yang eksis, setengah eksis dan tidak ada aktivitas. Dalam hal ini, Disporapar membina kampung yang terbentuk meski dengan keterbatasan anggaran. Caranya, warga di kampung wisata yang tidak aktif dimotivasi turut merawat kampung.

Berdasarkan Hasil Raker Forkom Pokdarwis Kota Malang 5 Februari 2023 di Warung Tani, Dau, Malang, sebanyak 23 kampung tematik menambah daya tarik dari 52 objek wisata di Kota Malang.

Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang Isa Wahyudi akrab disapa Ki Demang mengungkapkan kondisi aktual kampung tematik di Kota Malang. Sebanyak tujuh kampung yang vakum dalam aktivitas wisata, yaitu:

1. Kampung Kramat Kasin. 2. Kampung Rolak Indahku Kedung Kandang.
3. Kampung Wisata Aeng Wonokoyo.
4. Kampung Lampion Wangi Jodipan.
5. Kampung Kuburan Londo Sukun.
6. Kampung Karangbesuki. 7. Kampung Nila Slilir Bakalan Krajan.

Enam kampung wisata yang sedang bangkit karena sudah membuka kunjungan, yaitu:

1. Kampung Bambu Mewek Park Tunjungsekar.
2. Kampung Putih Klojen. 3. Kampung Gerabah Penanggungan.
4. Kampung Wisata Polowijen.
5 Kampung Terapi Hijau Sukun.
6. Kampung Topeng Desaku Menanti Tlogowaru.

Kampung yang sedang berkembang dan mulai rutin mendapatkan kunjungan rutin wisatawan, yaitu:

1. Kampung Budaya Polowijen.
2. Kampung Satrio Turonggo Jati Celaket.
3. Kampung Glintung Water Street Purwantoro.
4. Kampung Biru Arema Kiduldalem.
5. Kampung Keramik Dinoyo

Enam kampung wisata tematik yang maju dalam kunjungan dan mulai mandiri, yaitu:

1. Kampung Warna Warni Jodipan.
2. Kampung Tridi Kesatrian.
3. Kampung Tempe Sanan.
4. Kampung Heritage Kajoetangan Kauman.
5. Kampung Gribig Religi Madyopuro.
6. Kampung Warna-Warni dan Tridi.

Reporter/Editor: Bagus Suryo