Tugusatu.com- Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Malang, Jawa Timur, menyatakan Porprov IX Jatim 2025 memberikan kejutan dalam perolehan medali terutama beberapa cabang olahraga (cabor).
“Alhamdulillah cabor bertanding, mencapai target bahkan melampaui,” tegas Kepala Disporapar Kota Malang, Baihaqi, kemarin.
Baihaqi mengungkapkan cabor dancesport melampaui target lantaran semula hanya mematok 5 medali. Namun, spirit juang atlet Kota Malang di cabor yang memadukan olahraga dansa, seni tari dan olahraga, itu berhasil menyabet 8 medali terdiri dari 4 emas, serta masing-masing 2 medali perak dan perunggu.
Begitu juga cabor kuda pacuan di Blitar semula tak menargetkan medali, tapi hasilnya justru meraih medali emas. Bahkan, cabor wushu ditargetkan 5 medali, ternyata atlet menyumbang 5 emas, 3 perak dan 2 perunggu.
“Alhamdulillah pertandingan masih berjalan, beberapa nomor pertandingan masuk final dan semifinal. Atlet Kota Malang semangat meraih prestasi terbaik,” ujarnya.
Sejauh ini, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat telah memberikan bonus mentas bagi atlet peraih emas Rp10 juta untuk motivasi.
Sebanyak 1142 atlet Kota Malang berlaga di 90 cabor tersebar di 21 venue di Kabupaten Malang, 26 venue di Kota Malang, 16 venue di Kota Batu, serta 2 venue di Blitar (cabor berkuda pacuan) dan Jember (cabor aeromodelling).
Kota Malang menargetkan terbaik kedua Porprov 2025 yang berlangsung 28 Juni sampai 5 Juli 2025. Saat ini, perolehan medali Kota Malang peringkat dua mengejar Surabaya dengan 45 emas, 37 perak, dan 39 perunggu pada Sabtu (28/6) tepat menjelang opening ceremony di Stadion Gajayana Malang.
Sementara itu, Pelatih Kepala Cabor Tenis Lapangan Medy Audito menyatakan optimistis meraih prestasi sesuai target 1 medali emas dan 1 perak dalam Porprov IX Jatim 2025 di Kota Malang yang memperebutkan 7 medali emas.
“Target kami mempertahankan 1 emas dan 1 perak seperti tahun lalu, itu realistis. Tapi target Disporapar 2 emas,” tegas Medy Audito.
Medy mengungkapkan 8 atlet tenis lapangan siap bertanding pada Minggu (29/6). Putra di lapangan Stadion Gajayana dan putri di Universitas Negeri Malang. Mereka atlet U-23, masih kuliah di Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Kanjuruhan, dan seorang atlet siswa SMA.
“Peta kekuatan lawan setara, dari persiapan kami optimal,” ucapnya.
Menurut Medy, pesaing terkuat putra dari kontingan Surabaya. Sedangkan terkuat putri dari Kabupaten Jember, Kota Kediri dan Kota Blitar.