Tugusatu.com- Penurunan debit air di Kota Batu mendorong Wali Kota, Nurochman, untuk mengambil langkah cepat dalam memastikan ketersediaan air bersih bagi warganya. Ia menginstruksikan Perumdam Among Tirto bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melakukan pemetaan ulang seluruh sumber mata air di wilayah Kota Batu.
Langkah tersebut dilakukan sebagai respons atas menurunnya debit air di beberapa kawasan, seperti Desa Oro-Oro Ombo di Kecamatan Batu dan Desa Pendem di Kecamatan Junrejo. Pemerintah Kota Batu (Pemkot Batu) tidak ingin terlambat bertindak hingga masyarakat menghadapi krisis air bersih.
“Mulai dari hulu sampai ke kawasan padat penduduk, seluruh sumber air akan kita data ulang. Kita ingin tahu mana yang masih kuat, mana yang mulai berkurang debitnya, dan mana yang perlu segera ditangani,” ujar Nurochman, Selasa (04/11/2025).
Ia menekankan, hasil pemetaan ini akan menjadi dasar pengambilan kebijakan dalam menjaga ketersediaan air bersih. Bila ditemukan sumber dengan debit kecil, pemerintah akan segera melakukan pendalaman.
“Kalau ada sumber air yang berlebih dan mengalir sia-sia ke sungai, kita alihkan ke tandon cadangan supaya bisa dimanfaatkan sebagai pasokan tambahan,” jelasnya.
Selain fokus pada sumber air, Nurochman juga menyoroti kondisi jaringan distribusi milik Perumdam Among Tirto yang masih banyak menggunakan pipa lama. Beberapa di antaranya bahkan peninggalan masa kolonial Belanda. Hal ini menyebabkan distribusi air belum merata, terutama ke wilayah perbukitan.
“Sebagian besar instalasi sudah berumur tua, jadi perlu pembaruan besar-besaran. Kami sudah berkomunikasi dengan pihak provinsi dan kementerian agar perbaikan jaringan bisa segera dipercepat,” tegasnya.
Lebih lanjut, politisi PKB tersebut menilai Kota Batu perlu memiliki blueprint pengelolaan air bersih yang komprehensif sebagai pedoman jangka panjang.
“Dokumen itu penting sebagai arah kebijakan dan acuan pengambilan keputusan di masa depan. Dulu saat saya di DPRD, sudah saya dorong pembahasannya. Sekarang, saya minta agar segera disusun. Kita juga akan menggandeng perguruan tinggi dan Jasa Tirta 1 untuk riset dan pemetaan ilmiah,” ujarnya.
Ia menargetkan seluruh data sumber air dan rencana pengelolaan rampung pada 2026, agar setiap kebijakan dapat dilakukan lebih presisi dan berbasis riset. Upaya ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi peningkatan debit air di Kota Batu.
Sementara itu, Direktur Perumdam Among Tirto, Achmad Yusuf, menuturkan bahwa tantangan utama dalam pendistribusian air di Kota Batu adalah faktor geografis. Pasokan air masih sangat bergantung pada sistem gravitasi, sehingga daerah dengan elevasi tinggi sering mengalami keterlambatan distribusi.
“Kami terus berupaya memperbarui jaringan dan pipa distribusi agar pasokan air lebih stabil. Banyak pipa lama yang sudah rapuh, jadi modernisasi jaringan mutlak diperlukan,” ujarnya.

									




