Tugusatu.com- Wali Kota Malang Wahyu Hidayat akan mengaktifkan kembali warung tekan inflasi guna mengendalikan inflasi selama Ramadan dan Lebaran.
“Warung tekan inflasi sebagai warung pengendalian harga komoditas bergejolak di pasar 5 kecamatan,” tegas Wahyu Hidayat.
Keberadaan warung tekan inflasi berfungsi efektif ketika inflasi Kota Malang di atas nasional dan provinsi. Wahyu mengungkapkan hal itu saat rapat High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Selasa (4/3).
Warung tekan inflasi merupakan langkah konkret jangka pendek. Adapun pelaksanaannya sejalan dengan sekolah peduli inflasi, kantor peduli inflasi, dan sepasar pedas. Program ini meningkatkan literasi para pedagang di pasar tradisional.
Sedangkan program jangka panjang pengendalian inflasi, yaitu melaksanakan roadmap TPID periode 2025-2029. Selanjutnya menerapkan program Mbois pengendalian inflasi.
Sesuai rilis BPS, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada bulan Februari 2025 mengalami deflasi bulanan sebesar 0,69% (mtm) lebih dalam dibanding bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,60% (mtm). Capaian ini membuat deflasi tahunan di Kota Malang sebesar 0,22% (yoy).
Menurut Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Malang, Jawa Timur, Febrina, deflasi bukan semata terjadinya penurunan daya beli. Namun, Wahyu Hidayat menyatakan deflasi terjadi di tengah perekonomian Kota Malang sepanjang 2024 melambat dengan capaian 5,41% ketimbang 2023 sebesar 6,07%.
Kendati demikian, tekanan inflasi Kota Malang pada Januari-Februari 2025 tercatat masih terkendali. Selama Ramadan, TPID telah melakukan pemantauan harga, stok dan pasokan bahan pangan di pasar. Bahkan, gerakan pangan murah sudah digelar di sejumlah lokasi.
Intervensi itu guna membendung penaikan harga terutama beras dan cabai. Sebab, harga beras mengalami kenaikan sampai di atas harga eceran tertinggi. Pedagang di Pasar Blimbing, Wiwik, menyatakan harga beras sudah naik empat kali di awal Ramadan.
“Harga beras naik empat kali, setiap kenaikan Rp200 per kg, jadi kenaikan 800 per kg,” tegas Wiwik, Selasa (4/3).
Di pasar itu, beras medium dijual eceran Rp15.000 per kg, adapun beras kemasan 5 kg dijual Rp73.000. Harga itu melebihi HET sesuai ketentuan semestinya Rp12.500 per kg.
Namun, masyarakat tak perlu panik. Sebab, stok beras di gudang Bulog melimpah. Pemimpin Cabang Bulog Malang M. Nurjuliansyah Rachman, mengatakan posisi stok beras cadangan pemerintah di gudang Bulog Malang sebanyak 27.233 ton.
Bulog Malang akan mendukung operasi pasar sejalan program distribusi beras medium dan premium Bulog ke pasar. Bulog mematok harga beras medium komersial Rp62.500 per kemasan 5 kg atau setara harga beras SPHP.