Tugusatu.com- Universitas Brawijaya (UB), Kota Malang, Jawa Timur, membuat aplikasi pengelolaan hutan berbasis internet of things (IoT). Teknologi canggih itu mampu mengirim data secara cepat dari jarah jauh.
Kepala Laboratorium Internet of Things & Human Centered Design Fakultas Vokasi UB, Rachmad Andri Atmoko menyatakan aplikasi ini dirancang untuk mendukung konservasi dan pengelolaan hutan yang lebih efektif dan berkelanjutan.
“Alat ini memiliki sistem deteksi objek secara detail yang bisa membaca kondisi lingkungan real time. Bahkan berbasis maps sehingga memudahkan pemantauan,” tegas Rachmad dalam bincang dan obrolan santai bersama pakar oleh Divisi Informasi dan Kehumasan UB, Rabu (11/12)
Selain Rachmad Andri Atmoko, pembicara lainnya ialah Koordinator KJF/Manajer Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan UPT Pengelola Hutan UB, Rifqi Rahmat Hidayatullah.
Rachmad menjelaskan pembuatan aplikasi melibatkan lintas disiplin ilmu mengintegrasikan teknologi IoT dengan sistem monitoring cerdas.
Adapun sistem alat ini bisa mendeteksi segala aktivitas di hutan seperti identifikasi satwa, manusia, dan kendaraan secara real time. Termasuk kebakaran hutan, perburuan dan pembalakan liar. Bahkan, potensi bencana bisa terdeteksi secara dini lewat alat canggih ini.
Pasalnya aplikasi dilengkapi algoritma kecerdasan buatan terintegrasi dengan kamera trap atau kamera jebak. Selanjutnya, segala informasi yang berhasil dikumpulkan cepat dikirim melalui jaringan long range (LoRa) ke pusat kontrol.
“Seluruh data akan tampil secara detail di layar lebar berbasis web,” tuturnya.
Keberadaan aplikasi ini akan memudahkan pengambilan keputusan maupun tindakan para pemangku kepentingan dan pengelola hutan.
“Penggunaan alat lebih efisien dan akurat dalam monitoring. Juga, alat terintegrasi dengan IoT dan kecerdasan buatan,” ujarnya.
Aplikasi ini mendukung pengelolaan hutan di UB Forest secara berkelanjutan sekaligus menjadi model bagi pengelolaan hutan lainnya di Indonesia.