Diskopindag Kota Malang Genjot Ekspor Produk UMKM

Kepala Diskopindag Kota Malang Dr. Eko Sri Yuliadi, S.Sos, MM. Foto: Tugusatu/Bagus Suryo
Kepala Diskopindag Kota Malang Dr. Eko Sri Yuliadi, S.Sos, MM. Foto: Tugusatu/Bagus Suryo

Tugusatu.com- Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Jawa Timur, menyatakan sudah banyak produk UMKM merambah pasar ekspor di sejumlah negara. Hal itu membuktikan kualitas produk buatan UMKM memiliki daya saing tinggi sehingga diminati konsumen di pasar global.

“Produk UMKM sudah merambah pasar ekspor di antaranya konfeksi, keripik dan kerajinan,” tegas Kepala Diskopindag Kota Malang Dr. Eko Sri Yuliadi, S.Sos, MM, Jumat (15/11).

Untuk itu, Diskopindag meningkatkan kualitas produk UMKM sejalan dengan kemajuan teknologi pemasaran berbasis daring melalui berbagai fasilitasi pelatihan digital branding dan digital marketing. Tujuannya agar pemasaran produk di marketplace semakin luas bukan saja lokal dan nasional, melainkan merambah pasar global.

Produk UMKM yang diminati pasar ekspor ialah kerajinan tangan berbahan rotan, mendong, gedebok dan eceng gondok. Para perajin produk rotan di Jalan Bulu Tangkis, Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, melayani konsumen Italia, Belanda dan Turki.

Sedangkan pelaku usaha bolen khas Malang rutin melayani konsumen dari Prancis, Malaysia dan Hongkong.

Imbas dari fasilitasi kepada UMKM memberikan efek berganda menumbuhkan perekonomian, menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan.

Sesuai data BPS, angka kemiskinan di Kota Malang turun jadi 3,91% pada Agustus 2024 dari semula 4,26%. Demikian juga Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Malang pada 2023 turun dari 7,66% menjadi 6,80%.

Diskopindag kini terus mendorong pelaku UMKM mendapatkan sertifikasi halal sehingga produk mereka kian tepercaya karena mutu maupun kualitasnya terjamin sehat dan aman.

“Semester pertama 2024 ini tercapai 600 produk UMKM yang terkurasi mengantongi sertifikat halal dari target 1.000 produk,” katanya.

Di sisi lain, Diskopindag juga getol membina pelaku usaha dengan melibatkan Sahabat UMKM tersebar di 57 kelurahan. Strategi itu sejalan dengan keberlanjutan pengembangan dan bantuan alat kerja, serta bekerja sama dengan lembaga keuangan soal permodalan.

Targetnya, dalam waktu dekat ini sebanyak 100 UMKM naik kelas yang semula modalnya Rp1 miliar menjadi Rp5 miliar.

Berbagai upaya percepatan UMKM naik kelas digenjot selaras dengan membuka Griya UMKM, UMKM corner atau ruang pamer produk UMKM maupun produk masuk ritel modern. Termasuk menggandeng pelaku sektor pariwisata dalam hal promosi, pemasaran dan penjualan.

Selanjutnya, menggelar business matching. Pada Oktober 2024 lalu, 10 pengusaha pusat oleh-oleh dan perhotelan dari Surabaya membeli produk UMKM Kota Malang. Ada yang pesan kue basah, ada pula yang memborong bakpia mangkok.

Bahkan, investor demen membuka usaha kuliner di kota pendidikan sejalan dengan kemajuan pariwisata. Diskopindag Kota Malang mencatat usaha kuliner bermunculan tumbuh signifikan sebanyak 27.000 UMKM.

Penulis: Bagus SuryoEditor: D. Wahjoeharjanto