Tugusatu.com, MALANG—Sebagai seorang pengusaha, jalan yang ditapai Nanda Hervinda, tidaklah mudah, instan, melain penih tantangan dan butuh perjuangan yang lama.
Lewat kerja keras dan tanpa kenal lelah serta putus asa, akhirnya usahanya berbuah manis. Dia berhasil memiliki sekitar 3.000 anggota dan mengelola empat Nutrition Club atau ‘Kafe Sehat’ Herbalife di Malang. Dia berinisiatif akan terus mengembangkan kewirausahaan muda berbasis Herbalife di Malang.
Awal mulanya dia menekuni bisnis ini, berawal dengan diperkenalkan Herbalife saat masih menjadi mahasiswa di Jurusan Ekonomi Universitas Brawijaya. Pada usia 18 tahun, dia mulai bekerja paruh waktu dengan Herbalife sebagai sumber penghasilan tambahan.
Saat itu, orang tua Nanda yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil juga merupakan salah satu member Herbalife Indonesia. Nanda lahir di Malang pada 19 Desember 1988 dan membantu orang tuanya dengan mengantarkan produk serta mengikuti pelatihan Herbalife.
Minat Nanda terhadap bisnis Herbalife semakin meningkat dan lebih serius setelah menghadiri beberapa pelatihan satu tahun kemudian. “Saya melihat bahwa bisnis ini dapat dijalankan oleh anak muda,” ujar Nanda, pengusaha muda Herbalife tersebut.
Pada awalnya, dia memasarkan produk Herbalife secara langsung kepada teman-teman kuliahnya. Karena pada masa itu media sosial belum berkembang pesat, penjualan dilakukan secara tatap muka, berbeda dengan saat ini yang menjangkau lebih luas melalui platform media sosial.
Peluang Keuangan, Kemandirian, dan Pemberdayaan Perempuan
Menurutnya, bisnis ini memiliki potensi besar karena bisnis penjualan langsung seperti Herbalife dapat menciptakan peluang finansial sekaligus pengembangan diri. Lebih dari itu, kemandirian finansial menjadi fondasi penting dalam pemberdayaan perempuan.
Sebagai seorang perempuan, Nanda terdorong untuk mengembangkan kemandirian finansial dengan tujuan membiayai pendidikannya sendiri dan memperoleh penghasilan mandiri. “Saat itu saya membayar uang kuliah sendiri. Saya berpikir, belajar tidak ada artinya jika tidak punya penghasilan. Bisnis ini awalnya paruh waktu, tapi alhamdulillah pendapatannya cukup besar,” jelasnya.
Selama terlibat dalam Herbalife, kemandirian finansial tidak hanya memungkinkannya membayar biaya kuliah, tetapi juga membeli rumah sendiri melalui bisnis ini dan membiayai anaknya.
“Saya membeli rumah pertama pada usia 24 tahun dari hasil bisnis ini, tanpa bantuan orang tua. Saya mencicil selama lima tahun dan bahkan membeli ruko untuk usaha. Ini bisnis yang benar-benar menghasilkan,” ungkap Nanda dengan antusias.
Menyeimbangkan Keluarga, Karier, dan Kesehatan
Sebagai seorang single parent, Nanda mengaku mendapat dukungan kuat dari Herbalife dalam menyeimbangkan peran dalam keluarga—mengurus anaknya—karier, dan menjaga kesehatan. Termasuk kemandirian finansial, karena ia adalah satu-satunya pencari nafkah.
Baginya, membangun bisnis dengan Herbalife memperkuat mental dan spiritualnya. “Menjadi ibu tunggal bukan masalah karena saya mendapat pengembangan diri dari Herbalife. Saya merasa diberdayakan. Ini seperti jawaban dan solusi bagi saya,” jelasnya.
Beberapa fasilitas yang disediakan, seperti pelatihan yang dapat diakses secara online kapan saja dan di mana saja. Model bisnis ini fleksibel dan mudah diadaptasi di era media sosial dan konten digital saat ini.
Herbalife juga rutin mengadakan pelatihan baik di Indonesia maupun luar negeri. “Ada pelatihan mingguan dan pertemuan Zoom harian. Pengembangan diri selalu tersedia, serta pelatihan internasional 2-3 kali setahun yang menampilkan kisah sukses inspiratif,” ujarnya.
Selain itu, Nanda menyatakan bahwa ia banyak belajar dari bisnis ini, mulai dari keterampilan berbicara di depan umum, mengubah pola pikir, hingga beradaptasi menjalankan bisnis bersama anak muda.
Dia rutin membeli buku, mengikuti pelatihan, dan mempelajari pola pikir anak muda. “Saya mulai dengan mengajak mereka nongkrong, berbincang, dan ternyata mereka menghargai gaya saya. Dari sana saya arahkan mereka ke bisnis Herbalife,” jelasnya.
Mengelola Komunitas Gaya Hidup Sehat Herbalife di Malang
Saat ini, Nanda memiliki sekitar 3.000 anggota dan mengelola empat Nutrition Club atau ‘Kafe Sehat’ Herbalife di Malang. Menurutnya, Nutrition Club ini bukan sekadar tempat berkumpul, tetapi telah menjadi komunitas positif untuk berolahraga dan berbagi gaya hidup sehat yang aktif.
“Sejak 2016, kami mengadopsi konsep ini. Setiap hari kami menawarkan olahraga gratis dan menyediakan nutrition shake sehat setiap penyajian. Banyak anak muda tertarik membuka bisnis berdasarkan model Herbalife Nutrition Club ini karena konsepnya yang berkelanjutan,” ucapnya.
Di Indonesia sendiri, terdapat lebih dari 6.000 Herbalife Nutrition Club, sementara di seluruh dunia sekitar 80.000 klub. Nutrition Club ini mirip tempat nongkrong tetapi dilengkapi fasilitas olahraga, kegiatan, dan komunitas sehat yang menawarkan produk Herbalife.
Sebagai merek nutrisi aktif dan gaya hidup terkemuka di dunia, peringkat Euromonitor International 2024, Herbalife hadir di lebih 90 negara dan dipercaya oleh keluarga, atlet, dan komunitas global. Bisnis ini sangat sesuai dengan mereka yang ingin menggabungkan semangat hidup sehat dengan jiwa kewirausahaan.
“Herbalife menyediakan semua itu, beserta komunitas positifnya. Produk mereka yang enak dan telah terbukti secara ilmiah sangat efektif,” tambah Nanda.
Dalam hal produk, Herbalife menjaga kualitas tinggi dengan pendekatan “Seed to Feed” dan program mutu yang mencakup seluruh proses dari pertanian hingga produk akhir. Lebih dari 200 ahli global, seperti dokter, pelatih, ahli gizi, dan lainnya, mendampingi inovasi dan pengembangan produk.
Impian Mengembangkan Kewirausahaan Muda
Ke depan, Nanda masih bermimpi memperluas Herbalife Nutrition Club dengan menambah 20 klub baru tahun ini. Visi utamanya adalah mendorong gaya hidup sehat dan kewirausahaan di kalangan muda sejak dini.
“Target saya saat ini adalah memiliki Herbalife Nutrition Club di setiap persimpangan jalan di Malang. Ini bagian dari pengembangan diri dan misi saya—membantu anak muda sehat dan punya peluang bisnis. Beberapa mahasiswa yang bergabung di tim saya kini mampu menabung, mendapat penghasilan, bahkan mulai membuka klub sendiri,” ujarnya.
Saat ini, 80% tim Nanda terdiri dari perempuan muda, sekitar 30% di antaranya berasal dari generasi Z dan milenial.
Nanda menambahkan bahwa sebagai member di Herbalife, seseorang bekerja sesuai ritme sendiri dan untuk dirinya sendiri. Semua berbasis pelatihan dan pengembangan diri. Ia mengakui mendapatkan banyak pengetahuan di Herbalife—mulai dari manajemen waktu, menghadapi kekecewaan, hingga menjadi entrepreneur mandiri.
Herbalife menjawab semua tantangan bagi yang ingin memulai bisnis karena segala dukungan dan arahan tersedia. “Di Herbalife ada komunitas, pemimpin, dan mentor yang membimbing. Saya merasa nyaman dan tidak pernah kehilangan ‘GPS’ saat menjalankan bisnis ini,” tegasnya.