Tugusatu.com, MALANG—Tim Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Angga Dwi Aprilio berserta timnya Fajar Trikusuma Wardana, Nurul Aisyah Ramadhani, dan Yussi Pradita Budianingsih berhasil mengembangkan alat bantu berjalan yang canggih dan inovatif untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, khususnya lansia dan korban kecelakaan yang mengalami kelemahan pada kaki.
Ketua Tim, Angga Dwi Aprilio, mengatakan inspirasi untuk menciptakan karya tersebut datang dari pengalamannya melihat banyak lansia yang kesulitan bergerak bebas. Begitupun juga para penderita kaki lemah yang harus bergantung pada bantuan orang lain atau alat. Hal ini menurutnya kurang praktis.
“Menggunakan metode motor penggerak micro controller, alat bantu ini dirancang dengan teknologi yang menggabungkan kenyamanan, keamanan dan kemudahan penggunaan,” katanya, Senin (27/5/2024).
Cara kerja alat ini, kata dia, melibatkan program yang cukup kompleks. Tim merancang alat bantu berjalan ini dengan menggunakan motor penggerak yang diprogram melalui mikrokontroler.
Alat ini juga dilengkapi dengan berbagai sensor, seperti sensor gerak dan berat. Sensor-sensor ini akan mengirim data ke sistem pemrograman, yang kemudian menghitung sudut dan kecepatan langkah pengguna.
Proses pembuatan alat ini dilakukan di laboratorium universitas dan melibatkan mahasiswa yang sedang mempelajari pemrograman dan mekanik. Tujuannya adalah untuk mensinergikan berbagai pengalaman praktis dan menghasilkan produk terbaik. Inovasi ini berhasil lolos Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC).
“Dalam pengembangan alat ini, kami juga mempertimbangkan aspek ekonomi. Dengan adanya alat ini, pengguna diharapkan dapat mengurangi frekuensi pemeriksaan medis yang membutuhkan biaya tambahan. Alat ini didesain untuk memberikan kestabilan yang otomatis, sehingga jika pengguna berjalan miring, alat ini akan otomatis menyesuaikan untuk menjaga keseimbangan,” tambahnya.
Selain membantu mobilitas, alat ini juga dirancang untuk terapi seperti digunakan untuk memperbaiki urat dan otot yang lemah. Dengan tambahan fitur terapi ini, pengguna tidak hanya mendapatkan bantuan berjalan, tetapi juga dapat menjalani pemulihan saat menggunakan alat tersebut.
“Terapi ini dirancang agar pengguna dapat menggunakan alat bantu tersebut sekaligus menjalani pemulihan. Rencananya, alat ini juga akan dilengkapi dengan baterai yang lebih tahan lama,” ucapnya.
Angga dan tim juga ingin memproduksi alat ini secara massal dan menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga kesehatan. Dengan demikian, dapat membantu lebih banyak orang untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.
“Adapun saat ini alat tersebut masih dalam proses pengembangan lebih lanjut. Semoga bisa membantu orang-orang yang membutuhkan alat bantu berjalan, seperti lansia atau mereka yang mengalami kelemahan kaki, agar dapat beraktivitas tanpa harus menggunakan tongkat. Sehingga meningkatkan kualitas hidup mereka dengan memungkinkan mereka bergerak lebih bebas dan percaya diri,” ucapnya.
Reporter: Bagus Suryo