Tugusatu.com- Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Jawa Timur, menyatakan produk kriya menjadi andalan yang berkontribusi menumbuhkan perekonomian daerah. Dalam hal ini, pengembangan produk didorong melibatkan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Malang dan pemangku kepentingan.
“Dekranasda berperan penting menjadi pelopor pengembangan kerajinan lokal yang bernilai ekonomi tinggi,” tegas Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, kemarin.
Eko menjelaskan peningkatan kualitas produk dan sumber daya manusia akan terus digenjot sejalan dengan pengembangan UMKM yang signifikan mengalami kemajuan.
“Dekranasda ini menjadi langkah strategis dalam mendorong perkembangan sektor kriya di Kota Malang,” katanya.
Selama ini, produk kriya menjadi andalan lantaran sudah merambah pasar ekspor. Karena itu, Pemkot Malang mendorong pelaku industri kriya dan kerajinan dapat naik kelas dan mempertahankan kualitas sehingga produk terus eksis dan diminati konsumen pasar ekspor.
Dalam konteks ini, para perajin produk kerajinan tangan berbahan rotan di Jalan Bulu Tangkis, Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, kerap menerima pesanan dari konsumen Eropa, Italia dan Belanda. Animo penjualan produk meningkat selain melayani konsumen lokal Malang dan Jatim, mereka juga mengirim berbagai produk ke Jakarta dan Bali. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor berbagai produk ke luar negeri yang berasal dari Kota Malang senilai Rp49,023 miliar sepanjang 2024.
“Kami memberikan berbagai dukungan, mulai dari pelatihan, pembinaan, perizinan, promosi, hingga pengembangan melalui partisipasi dalam event lokal maupun nasional,” tuturnya.
Semua itu dilakukan sejalan dengan program Ngalam Laris dan 1000 Event yang terbukti menumbuhkan perekonomian. Bahkan, Pemkot Malang getol membantu kemudahan akses permodalan melalui perbankan maupun Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda) Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Tugu Artha Sejahtera.
Kebijakan Ngalam Laris selama ini menyentuh fasilitasi produk UMKM dan unggulan, penataan dan pemberdayaan pasar rakyat melalui revitalisasi maupun digitalisasi. Termasuk pengembangan penelitian dan pengembangan usaha.
“Ada akses ke perbankan dan pemberian stimulan bagi pelaku usaha yang berpotensi,” ujarnya.
Selain dukungan teknis dan permodalan, pemerintah juga memberikan penghargaan kepada para pelaku UMKM berprestasi sebagai bentuk apresiasi dan motivasi untuk terus berinovasi. Dalam waktu dekat ini, Diskopindag Kota Malang menggelar UMKM Award 2025 memberikan apresiasi kepada pelaku usaha mikro yang sudah berkontribusi dalam menumbuhkan ekonomi Kota Malang.
Sesuai data Diskopindag Kota Malang, jumlah UMKM selama tahun 2025 diperkirakan tumbuh 10% dari total UMKM di Kota Malang mencapai 29.058 tersebar di 5 kecamatan dengan 21.900 UMKM di antaranya sudah terkurasi. UMKM yang terus bermunculan sudah berkontribusi menumbuhkan perekonomian Kota Malang sepanjang tahun 2024 sebesar 5,41% dan tahun 2023 tumbuh 6,07%.






