KKI dan Abdidaya Ormawa Digelar di UMM, Ajang Penguatan Riset dan Pengabdian

KKI dan Abdidaya Ormawa
Pembukaan KKI dan Abdidaya Ormawa 2025 di UMM ditandai dengan memutar kemudi kapal. Foto: Tugusatu/Dafa Wahyu Pratama

Tugusatu.com- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk pertama kalinya menjadi tuan rumah penyelenggaraan dua ajang nasional, yakni Kontes Kapal Indonesia (KKI) dan Abdidaya Ormawa.

Kedua kegiatan bergengsi ini dipusatkan dalam satu panggung dan menghimpun 250 tim dari 93 perguruan tinggi seluruh Indonesia.

Pembukaan yang digelar di Dome UMM pada Kamis (4/12/2025) juga menandai kepercayaan kepada UMM untuk menjadi tuan rumah KKI untuk keempat kalinya. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Prof. Dr. Brian Yulianto, M.Eng., Ph.D., dalam sambutan lewat video memuji konsistensi UMM dalam membangun ekosistem penelitian dan teknologi.

Ia menilai penyelenggaraan gabungan KKI dan Abdidaya Ormawa menjadi langkah strategis dalam menguatkan tradisi riset, rekayasa maritim, dan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

“KKI adalah ruang lahirnya inovasi kemaritiman yang mendukung visi Indonesia sebagai poros maritim dunia. Sementara Abdidaya menunjukkan kemampuan mahasiswa membaca kebutuhan masyarakat melalui program yang inovatif dan berkelanjutan,” tutur Brian.

Brian juga menitipkan tiga pesan kepada peserta yaitu berani menghadapi persoalan, mencari solusi berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengutamakan keberlanjutan.

“Bukan sekadar mengejar gelar juara, tetapi menghasilkan karya yang bermanfaat dan bisa direplikasi,”tegasnya.

Ketua Pelaksana, Amrul Faruq, M.Eng., Ph.D., mengatakan tahun ini menjadi sejarah karena untuk pertama kalinya kedua ajang digelar dalam satu rangkaian. Total 131 tim mengikuti KKI dan 119 tim bersaing dalam Abdidaya Ormawa.

“Kualitas karya mahasiswa meningkat signifikan. Mulai dari desain kapal, sistem kendali, hingga pendekatan teknis. Abdidaya juga terus menjadi rujukan nasional untuk program pengabdian yang berkelanjutan,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Rektor III UMM, Dr. Nur Subeki, MT., menilai KKI dan Abdidaya tidak hanya mengasah kemampuan teknis peserta, tetapi juga membangun karakter kepemimpinan mahasiswa.

“Keberanian tampil membawa nama almamater adalah bagian penting dalam proses pembentukan calon pemimpin bangsa. Mereka bukan sekadar peserta, tetapi generasi penerus yang tengah ditempa,” ujarnya.