Kolaborasi Komunikasi UMM-UiTM, Hasilkan E-Book dan Dokumenter Permainan Tradisional

Komunikasi UMM
Wakil rektor IV UMM, Dekan Fisip UMM dan Jajaran, serta Dosen Ilmu Komuniksi UMM menyambut perwakilan Dosen UiTM Melaka. Foto: Tugusatu/Komunikasi UMM

Tugusatu.com- Kerja sama lintas negara antara Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Universiti Teknologi Mara (UiTM) Melaka terus diperkuat.

Setelah sebelumnya bersinergi melalui International Communication Competition (ICC), konferensi, dan kuliah tamu internasional, kedua kampus kembali melanjutkan kerjasama dengan menggelar praktikum bersama selama sepekan yang diikuti 16 mahasiswa UiTM.

Kegiatan yang berlangsung hingga Sabtu (29/11/2025) itu mengusung tema “Multimedia Cultural Chronicles: Unveiling the Joy of Javanese Traditional Games”.

Kepala Laboratorium Komunikasi UMM, Widiya Yutanti, menjelaskan bahwa proyek ini menghasilkan e-book interaktif dan video dokumenter sebagai demonstrasi kemampuan multimedia mahasiswa.

“Isi e-book maupun dokumenter yang diproduksi adalah dokumentasi permainan tradisional yang sampai saat ini masih dimainkan anak-anak di Malang” ujarnya, Sabtu (6/12/2025).

Untuk itu, tim UMM maupun UiTM tak hanya mendokumentasikan, tetapi juga melakukan riset dan ikut terlibat dalam permainan tradisional sebagai heritage cultural Jawa itu. Beberapa tempat dolanan tradisional yang digali antara lain Ngawonggo Patirtan, Museum Panji dan Taman Dolan.

Widiya menambahkan, mahasiswa UiTM telah menerima pembekalan materi selama dua minggu secara daring sebelum tiba di Malang. Dua dosen UiTM, Mohd Hilmi bin Bakar dan Shafezah binti Abdul Wahab, turut mendampingi proses praktikum di Malang.

Hilmi mengungkapkan antusiasmenya bekerjasama dengan UMM. Menurutnya, interaksi diantara mahasiswa kedua kampus akan melahirkan hubungan yang baik bukan saja dalam produksi karya kreatif tetapi dapat berlanjut pada kerjasama di dunia kerja.

“Insha Allah kolaborasi ini tidak hanya saat ini saja tetapi juga kelak kalua memasuki dunia industri, mahasiswa kedua negara bisa bertemu kembali dalam kerjasama suatu projek pekerjaan,” harap Hilmi.

Hal senada disampaikan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMM, Fauzik Lendriyono. Kerjasama ini tidak boleh berhenti hanya pada tataran konsep, dokumen, tetapi menghasilkan output yang jelas.

“Harus ada dampak yang terlihat, termasuk kolaborasi di dunia kerja nantinya,” katanya.

Di sela-sela produksi dokumenter, mahasiswa juga diajak untuk eksplorasi Kampung Warna-warni Jodipan, Kampung Heritage Kayu Tangan, Coban Rondo, serta menikmati city tour menggunakan bus Macito, dan juga mencari oleh-oleh khas Malang.

Salah seorang mahasiswa UiTM, Tengku Syamimi Afiqah Noor, mengaku terkesan dengan studi lapangan ini. Ia merasa mendapatkan kesempatan berharga untuk berkolaborasi dengan mahasiswa UMM di lingkungan baru yang memberinya banyak wawasan dan pengalaman akademik.

“Saya sangat senang dengan kolaborasi ini karena UMM banyak membantu kami. Kami bertukar ide, dan meskipun kami masing-masing memiliki konsep masing-masing, kami tetap dibimbing dan didukung selama proses. Saya bersyukur bahwa kami memiliki kesempatan untuk bekerja sama,” akunya.

Sementara itu mahasiswa UiTM lainnya, Airiel Danial, terkesan dengan pendampingan dari mahasiswa UMM. Menurutnya UMM sangat nyaman dan telah menyiapkan semua yang dibutuhkan mulai dari akomodasi hingga peralatan syuting, tempat syuting, dan bahkan bakat.

“Mahasiswa UMM sangat membantu dan kreatif, terutama dengan videografi dan berbagi ide, sehingga membuat pekerjaan kami jauh lebih mudah. Secara keseluruhan, mudahuntuk berdiskusi, bertukar ide, dan bekerja sama, dan seluruh pengalaman terasa bermakna dan sangat bermanfaat bagi kami,” ungkapnya.

Hal berbeda diungkapkan Nurin Aisha Najla Binti MohdNasir. Dia sempat mengalami kesulitan ketika harus mengatur dolanan bersama anak-anak kecil di lokasi syuting. Ketika dengan mahasiswa UMM sudah berjalan sangat baik, takmudah buatnya ketika menghadapi anak-anak.

“Tapi kemudian yang ada macam jadi susah-susah, leceh-leceh sikit itu karena-nya kita mahu kerja sama kanak-kanak. Jadi kiranya kita benar-benar harus berkomunikasi dengan sangat baik dengan mereka dan kita harus memahami perasaan mereka juga untuk memastikan mereka terlibatdalam kegiatan semacam ini. So kita kena fahamlah jika mereka capek itu, bila apa mereka ingin istirahat itu, kita harus benarkan saja,” tutur Nurin.

Kesan positif juga datang dari Hannah Zurain binti Hasnoal. Ia menilai fasilitas yang dimiliki UMM sangat memadai dan pengalaman belajar bersama mahasiswa kampus tersebut menunjukkan kualitas akademik yang baik.

“Para dosen dan mahasiswa dalam kolaborasi ini pasti ramah dan baik. Mereka telah sangat membantu melalui program ini. Pasti membantu melestarikan permainan tradisional untuk generasi mendatang,” kesannya.

Sebagai orang Malaysia, lanjut Hannah, belajar sesuatu yang baru dan bahkan penduduk setempat belajar cara bermainpermainan yang baru mereka dengar.

“Kami bahkan berhasil berbagi persamaan dan perbedaan budaya Malaysia dan Indonesia. Secara keseluruhan, proyek ini bagus dan sangat menguntungkan untuk banyak penilai,”.

Wakil Rektor VI Salis Yanuardi mengapresiasi kolaborasi Komunikasi UMM dengan UiTM ini. Ke depan, dia berjanjiakan membawa dosen dan mahasiswanya untuk berkunjung balik ke Malaysia.

“Banyak kampus Malaysia yang sduah keUMM, giliran kami yang harus ke sana,” tutr Wakil Rektor.

Sumber: Komunikasi UMM