Tugusatu.com- Lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sepanjang 2024 menunjukkan tren positif mengingat tahun sebelumnya tumbuh 3,39% ketimbang 2022 sebesar 0,69%. Capaian kinerja itu membuktikan kemajuan signifikan pengelolaan ekonomi sirkular.
Karena itu, Pemkot Malang menggenjot percepatan revitalisasi enam tempat pembuangan sampah kelar Desember 2024. Upaya percepatan mengingat pengolahan sampah dan kuliner berkontribusi mendongkrak perekonomian.
Penjabat Wali Kota Malang Iwan Kurniawan menyatakan pengelolaan sampah di Kota Malang sudah membaik. Hanya saja perlu peningkatan dari sisi ekonomi sirkular. Untuk itu, Iwan gercep menata tempat pembuangan sampah di kawasan wisata kuliner segera tuntas.
“Pengolahan sampah kalau kita lihat Kota Malang sudah baik, sudah bagus. Tapi ada hal-hal yang kecil-kecil proses pengolahan ekonomi sirkular yang masih perlu ditingkatkan,” kata Iwan Kurniawan, Kamis (14/11).
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pun melakukan berbagai upaya peningkatan. “Kami menyongsong program LSDP tahun 2026 karena sesuai arahan Pak Pj. Wali Kota (Iwan Kurniawan), ekonomi sirkular melalui program LSDP dengan produk RDF nanti bukan saja menjadi percontohan nasional, akan tetapi jadi yang terbaik Asia Tenggara,” tegas Kepala DLH Kota Malang Noer Rahman Wijaya.
Sesuai data BPS, PDRB atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang tumbuh 3,94%. Adapun laju pertumbuhan sektor akomodasi, makanan dan minuman tumbuh 8,80% tahun 2023 dan 11,70% pada 2022. Lapangan usaha itu memberikan andil pertumbuhan perekonomian Kota Malang 2023 sebesar 6,07%.
Hal ini menunjukkan usaha kuliner kian atraktif sejalan kemajuan sektor pariwisata. Kemajuan didorong UMKM kuliner mencapai 16.417 usaha pada 2023 meningkat daripada 2022 sebanyak 7.203 usaha dan 6.378 usaha di tahun 2021.
Sedangkan total UMKM di Kota Malang sebanyak 29.058 pelaku usaha. Angka itu naik drastis ketimbang 2022 hanya 7.920 pelaku usaha dan 6.983 pelaku usaha 2021.
Di sisi lain, tempat usaha di Kota Malang ikut tumbuh, BPS mencatat 17.347 tempat usaha dengan total 11.327 pedagang sepanjang 2023.
Komposisi sampah
Dalam konteks ekonomi sirkular, pengelolaan sampah turut andil memberikan kesejahteraan masyarakat. Dengan kemajuan UMKM sektor kuliner dan pariwisata, wajar bila timbulan sampah sisa makanan yang paling besar ketimbang sampah lainnya.
Dari komposisi sampah di Kota Malang, sisa makanan mencapai 54,39% dari total sampah mencapai 778,79 ton per hari atau 284.095,41 ton per tahun. Sampah sebanyak itu karena usaha kuliner bermunculan, jumlahnya meningkat drastis selama tiga tahun terakhir.
Lalu, sampah sisa makanan yang masuk TPA Supit Urang Malang diolah menjadi pupuk organik. Hasilnya diberikan gratis pada komunitas warga dan kelurahan mendukung urban farming untuk ketahanan pangan.
DLH Kota Malang bekerja sama dengan PKK dan kelurahan mendistribusikan 13 ton kompos dari kapasitas pengolahan kompos di TPA Supit Urang mencapai 15 ton per hari.
Selain sisa makanan, sampah lainnya berupa kayu ranting 13,60%, kertas karton 4,47%, plastik 13,66%, logam 0,98%, kain 0,52%, karet dan kulit 0,21%, kaca 1,78%, serta sampah lainnya 10,39%.
Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat total timbulan sampah di Kota Malang tahun 2023 mencapai 778,79 ton per hari atau 284.095,41 ton per tahun. Sedangkan pengurangan sampah sebanyak 77.330,37 ton dan penanganan sampah 203.007,87 ton.
Sampah sebanyak itu dari 872.694 jiwa penduduk Kota Malang dengan laju pertumbuhan penduduk 0,91% dan kepadatan penduduk 7.857 per kilometer persegi. Sampah juga dari imbas pendatang di Kota Malang yang bekerja, sekolah, kuliah, dan berwisata.