Salah satu jajanan yang diburu saat bulan Ramadan adalah cincau. Makanan yang terbuat dari daun cincau ini, biasanya dikonsumsi saat berbuka puasa.
Di Kota Malang, salah satu produsen cincau yang berdiri sejak tahun 1960 adalah Mak Cao. Rumah produksi cincau hitam ini berada di Jalan Martadinata 6B Kota Malang. Meski produsen rumahan, nyatanya Mak Cao telah memasok cincau ke sejumlah pasar di wilayah Malang Raya.
“Kemarin awal puasa mendung, jadi buat sedikit. Ternyata hari kedua puasa panas, lalu buat 300 blek habis, sekarang nambah lagi,” kata Hariyati, pemilik rumah produksi Mak Cao, Sabtu (16/03/2024).
Di bulan Ramadan ini, Mak Cao kebanjiran pesanan. Saat hari biasa, tempat produksi ini hanya membuat sekitar 30 blek per hari dengan berat masing-masing 25 kilogram. Namun, Ramadan ini permintaan meningkat hingga 300 blek per hari.
Saat ini Mak Cao telah dijalankan oleh generasi ketiga. Meski banyak pesaing, Hariyati yakin pesanan ke tempatnya akan tetap ada. Pasalnya, dirinya tetap menjaga kualitas pembuatan.
“Sekarang kan yang membuat cincau hitam juga banyak. Tapi ada yang memilih tetap beli disini karena kami memang menjaga kualitasnya,” tegas Hariyati.
Proses pembuatan cincau hitam di Mak Cao masih menggunakan cara tradisional. Pertama, daun cincau direbus hingga lunak. Dalam merebus daun ini juga masih menggunakan kayu bakar.
“Kalau pakai kayu bakar bisa sampai keluar gelembung di atasnya, kalau pakai gas tidak bisa,” jelasnya.
Setelah daun cincau lunak, air rebusan diambil sarinya dan dipindah pada tungku lain. Selanjutnya proses pencampuran bahan-bahan lain. Setelah itu proses pengadukan sambil direbus selama 1,5 jam.
“Setelah semua proses tadi baru dipindah ke blek pendingin. Jika ditotal membutuhkan waktu 6 jam,” ucapnya.
Saat ini kendala yang dihadapi dalam memproduksi cincau hitam yakni daun cincau. Bahkan, Hariyati harus berburu daun cincau hingga ke luar kota.
“Saya sampai beli ke Ponorogo. Di Malang ada tapi kualitasnya kurang bagus,” pungkasnya.
Reporter: Abdul Malik Editor: Bagus Suryo