Tugusatu.com- Penjabat Wali Kota Malang Iwan Kurniawan mengantisipasi aksi borong sembako selama kampanye Pilkada berimbas inflasi.
“Setelah penetapan pasangan calon kepala daerah, lalu kampanye sebulan,” tegas Iwan Kurniawan, Rabu (18/9).
Menurut Iwan, selama masa kampanye bisa jadi ada aksi borong sembako di pasar oleh tim sukses pasangan calon kepala daerah. Selanjutnya, sembako itu dibagikan pada keluarga prasejahtera sehingga berpengaruh pada warga ekonomi menengah ke atas bakal kekurangan bahan pangan lantaran beras sudah dibagikan pada sebagian warga.
Dampaknya, pedagang sembako menaikkan harga sehingga pengendalian inflasi tidak berjalan dengan baik. Kendati demikian, dampak Pilkada itu bukan berarti buruk. Terpenting, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) agar mengantisipasi kerawanan tersebut.
“Diperlukan langkah strategis melalui operasi pasar untuk menjaga stabilisasi harga, monitoring keterjangkauan harga dan stok. serta memperkuat koordinasi TPID dan Forkopimda merumuskan langkah strategis,” ujarnya.
Langkah strategis diperlukan mengingat pesta demokrasi selama proses Pilpres dan Pileg berdampak menaikkan inflasi. Meski kurang begitu signifikan, Iwan menekankan TPID melakukan pengendalian inflasi selama proses Pilkada.
Iwan optimistis inflasi di Kota Malang bakal terkendali dengan upaya memastikan stok, keterjangkauan harga dan intervensi operasi pasar.
Sementara itu, pedagang beras di Pasar Bunulrejo, Supriyono mengatakan daya beli beras masih stabil dengan ketersediaan pangan pokok itu melimpah. Harganya pun normal dengan tren pembelian pada beras SPHP Bulog.
“Harga beras medium rata-rata Rp72.000 per 5 kg, untuk beras premium Rp75.000 sampai Rp78.000 per 5 kg. Hari ini terjual sekitar 500 kg,” tuturnya.
Sesuai tahapan dan jadwal Pilkada 2024 di KPU Kota Malang, penetapan pasangan calon kepala daerah pada Minggu (22/9). Selanjutnya masa kampanye pada 25 September sampai 23 November. Pelaksanaan pemungutan suara 27 November.
Reporter/Editor: Bagus Suryo
ISSN 3063-2145