Tugusatu.com- DPRD Kota Malang menyoroti kinerja anggaran Pemkot Malang dalam realisasi APBD tahun anggaran 2024. Dewan mengkritisi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa), persoalan Pasar Besar Malang, dan aset.
“Kita akan merinci Silpa, apakah ada program di masyarakat yang tidak tersalurkan,” tegas Ketua DPRD Kota Malang Amithya Ratnanggani Siraduhita usai Rapat Paripurna Penyampaian Laporan Badan Anggaran Terhadap Rancangan Perda Kota Malang tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA 2024 di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kota Malang, Senin (7/7).
Selain menyoroti Silpa, Amithya juga akan mencari terobosan terkait penggunaan dana bagi hasil cukai dan tembakau (DBHCT) yang solusinya diharapkan ada diskresi dari pemerintah pusat. Dalam konteks ini, dewan berharap bisa duduk bersama dengan Pemkot Malang guna membahas hal itu.
“Berharap ada diskresi dari pusat, karena itu kami akan membuat konsultasi mengingat buruh pabrik rokok di Kota Malang banyak. Kami berharap (DBHCT) dialihkan ke yang lain, porsi lebih besar, tetapi masih dalam satu koridor untuk UHC (Universal Health Coverage),” katanya.
Terkait pengelolaan aset di Pemkot Malang, Amithya mengatakan Pemkot Malang melaksanakan rekomendasi badan anggaran. Pasalnya sekitar 51 persen aset belum tersertifikasi.
“Hal ini memiliki kemanfaatan sangat banyak untuk masyarakat dan Pemkot.”
“Solusinya nanti dipetakan, kemampuan per tahun harus ada target sesuai proses administrasi termasuk bagaimana tingkat kerumitannya,” tutur Amithya.
Sedangkan soal rencana revitalisasi Pasar Besar Malang, lanjutnya, Pemkot Malang harus menjalin komunikasi lebih kuat dan intens bersama seluruh pedagang. Demikian juga pedagang diminta berkomunikasi dengan Pemkot dan dewan.
“Saya berharap prosesnya bisa cepat,” imbuhnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Kota Malang, Dito Arief Nurakhmadi mengungkapkan Silpa APBD 2024 sebesar Rp200 miliar. Adapun anggaran belanja pegawai yang tidak terserap mencapai Rp60 miliar.
“Ada problem dalam perencanaan. Silpa bisa positif bila penghematan, tapi menjadi tidak positif karena tidak terserap,” ucapnya.






