Produksi Padi di Malang Merosot akibat Sawah Diserang Tikus

Petani di Dusun Kembang, Desa Purwoasri, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, menimbang gabah pascapanen. Foto: Tugusatu/Bagus Suryo
Petani di Dusun Kembang, Desa Purwoasri, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, menimbang gabah pascapanen. Foto: Tugusatu/Bagus Suryo

Tugusatu.com- Petani di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menyatakan panen padi tahun ini merosot lantaran serangan hama tikus. Selain itu, cuaca dengan hujan berintensitas tinggi membuat sawah siap panen menjadi rusak.

Panen yang tidak optimal ini berdampak pada produksi gabah. Akibatnya, harga beras melonjak

“Harga gabah mahal, petani banyak yang gagal panen. Petani bila menjual beras sesuai harga eceran tertinggi tidak nutut,” tegas Dodik Reza, petani di Dusun Kembang, Desa Purwoasri, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Selasa (26/8).

Dodik mengungkapkan serangan hama tikus dan burung apalagi hujan es melanda Singosari baru-baru ini telah merusak tanaman padi siap panen.

“Panen biasanya 5 ton, kemarin dapat 3 ton di sawah seluas 7000 meter persegi,” katanya.

Produksi gabah pun tidak banyak sehingga pedagang rebutan membeli dari petani. Kondisi ini membuat harga melonjak. Harga gabah kering panen atau gabah basah sawah menyentuh Rp7.000-Rp7.300 per kg. Harga itu melampaui harga pembelian pemerintah (HPP) yang dipatok Rp6.500 per kg.

Adapun harga beras, lanjutnya, petani biasa menjual dengan patokan dua kali lipat harga gabah.

“Harga beras kembang kemasan 5 kg dijual Rp14.400 per kg. Adapun beras kemasan 25 kg Rp14.200 per kg,” ujar Dodik yang juga pemilik penggilingan padi di Dusun Kembang, Singosari.

Kondisi serupa juga dialami Irfan, petani di Desa Tunjungtirto, Kecamatan Singosari.

“Saya beli gabah kering panen Rp700.000 per kuintal, ada yang menjual Rp680.000 per kuintal sesuai kualitas,” ujar Irfan.

Irfan yang juga pemilik penggilingan mengatakan menjual beras seharga Rp14.500 per kg. Beras bila sampai di toko dijual Rp15.000 per kg.

Harga gabah dan beras melonjak akibat serangan hama sehingga membuat petani desa setempat merugi. Sawah seluas 6000 meter persegi milik Irfan yang semestinya bisa menghasilkan gabah 4 ton, kini hanya menghasilkan 2,5 ton. Bahkan, ada petani yang panen 2 kuintal gabah.

Penulis: Bagus SuryoEditor: Tim editor