Pasar Rakyat Pilihan Anak Muda Ngopi di Kota Malang

Suasana Pasar Klojen, Kota Malang, Jawa Timur, menjadi destinasi untuk menikmati kopi dan kuliner khas Malang, Minggu (7/4). Foto: Tugusatu/Bagus Suryo
Suasana Pasar Klojen, Kota Malang, Jawa Timur, menjadi destinasi untuk menikmati kopi dan kuliner khas Malang, Minggu (7/4). Foto: Tugusatu/Bagus Suryo

Tugusatu.com- Kalangan muda di Kota Malang, Jawa Timur, berkontribusi menjaga eksistensi pasar tradisional sekaligus menambah daya tarik. Cara ini membuat pasar menjadi viral, lalu ramai pengunjung dari semula sepi.

Di Pasar Klojen, Toko Kopi Abah termasuk kedai kopi dan kuliner lainnya yang digerakkan oleh generasi muda berhasil membuat pasar rakyat itu atraktif. Pengunjung berdatangan untuk menikmati kuliner khas Malang.

Harganya pun terjangkau menghadirkan minuman kopi dan teh berbagai varian menu yang disajikan dingin maupun panas. Begitu juga beragam kuliner untuk oleh-oleh memanjakan pengunjung yang berwisata di Kota Malang.

Sedangkan di Pasar Oro-Oro Dowo yang bersih dan nyaman membuat pengunjung betah berbelanja sembari menikmati kuliner. Pasar ini ramah difabel lengkap dengan ruang laktasi. Lokasi pasar bersebelahan dengan Hutan Kota Malabar sehingga cocok untuk wisata dan belanja.

Pengunjung dari Jombang membeli kopi di Pabrik Kopi Senjamataram di Pasar Tawangmangu, Kota Malang. Foto: Tugusatu/Bagus Suryo
Pengunjung dari Jombang membeli kopi di Pabrik Kopi Senjamataram di Pasar Tawangmangu, Kota Malang. Foto: Tugusatu/Bagus Suryo

Di sisi lain, anak muda demen nongkrong di Pasar Tawangmangu. Mereka ngopi sembari mengobrol sehingga membuat pasar tak lagi sepi. Pagi itu, Azzahra, barista kopi juragan, sibuk melayani pembeli. Kedai yang bersebelahan dengan Pabrik Kopi Senjamataram itu menghadirkan 26 item varian menu kopi klasik dan harmoni. Pada malam hari bisa terjual 85 cup kopi.

Adapun tren anak muda gemar ngopi merambah pasar tradisional lantaran harga segelas kopi lebih terjangkau rata-rata Rp10.000 sampai Rp18.000 dengan areal parkir yang aman.

“Konsumen lebih banyak usia 35-40 tahun. Uniknya mereka butuh ketenangan dan privasi. Konsumen kalangan muda suka es kopi,” tegas Owner Kopi Juragan, Mas Dewa sembari mengatakan menggeluti usaha kopi sejak 2021 usai lulus dari Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang.

Toko Kopi Abah di Pasar Klojen, Kota Malang.
Toko Kopi Abah di Pasar Klojen, Kota Malang.

Tumbuhkan ekonomi

Animo ngopi di pasar rakyat menjadi bagian penting memajukan UMKM sejalan sektor pariwisata yang menggerakkan perekonomian daerah. Karena itu, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengapresiasi perkembangan pasar tradisional yang semakin memiliki daya tarik seperti Pasar Klojen dan Pasar Oro Oro Dowo. Hal ini berkat kebijakan yang melibatkan Sahabat UMKM telah memberikan dampak berganda.

“Saya ingin pasar lain di Kota Malang dapat meniru konsep di Pasar Klojen dan Pasar Oro Oro Dowo agar roda perekonomian masyarakat kita terus berputar dan pasar tetap terjaga eksistensinya,” kata Wahyu.

Setidaknya pasar rakyat di Kota Malang yang menjadi tempat nongkrong anak muda berada di Pasar Tawangmangu, Pasar Oro-Oro Dowo dan Pasar Klojen.

Sebelumnya, sangat jarang menemui anak muda kongko di pasar rakyat karena tempatnya dianggap kurang keren. Biasanya, hanya ibu-ibu rumah tangga yang kerap masuk pasar untuk keperluan berbelanja.

Sekarang, pasar tradisional di Kota Malang justru menjadi destinasi untuk semua kalangan. Sebab, pasar telah bersalin citra semula kumuh menjadi nyaman dikunjungi. Alhasil, pasar yang sepi menjadi ramai pengunjung.

Para pelaku usaha kedai kopi dan kuliner bukan lagi generasi X kelahiran 1960-1970-an, melainkan kalangan muda telah menjadi pemain utama.

Mereka yang generasi milenial (kelahiran 1980-1990-an), bahkan generasi Z (kelahiran akhir tahun 1990-awal 2000-an) sampai usia lebih muda, menggulirkan kopi dan kuliner sebagai bisnis yang menyerap tenaga kerja. Nyatanya, generasi muda mampu menggerakkan usaha yang menghasilkan cuan sekaligus membuat pasar tradisional eksis.

Sentuhan generasi muda lewat medsos lalu viral telah mengubah pasar menjadi tempat belanja dan berwisata. Kini, pasar rakyat telah mempertemukan semua generasi.

Penulis: Bagus SuryoEditor: Bagus Suryo