Harga Cabai Melonjak, Produk Sambal UMKM Mama Ni Laris Manis

Pelaku UMKM produk sambal Mama Ni, Heni Wardhani, saat mengikuti pameran di Malang Creative Center. Foto: Tugusatu/Bagus Suryo
Pelaku UMKM produk sambal Mama Ni, Heni Wardhani, saat mengikuti pameran di Malang Creative Center. Foto: Tugusatu/Bagus Suryo

Tugusatu.com- Produk sambal buatan UMKM di Kota Malang, Jawa Timur, laris manis di tengah melonjaknya harga cabai rawit.

“Alhamdulillah usaha lancar. Kalau harga cabai naik, permintaan lebih tinggi,” tegas pemilik usaha sambal Mama Ni, Heni Wardhani, Kamis (9/1).

Kendati Heni belum merekap keseluruhan hasil penjualan, akan tetapi peningkatan omzet bisa dipastikan signifikan. Sebab, kenaikan harga cabai bisa berlangsung sampai Februari-Maret nanti.

“Belum keliatan kalau di Januari ini, biasanya (ada kenaikan) 15%-20%,” ucapnya.

Pelaku UMKM itu memproduksi berbagai varian rasa sambal di Plaosan Permai Estate A-47, Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.

Heni menjelaskan kebutuhan cabai bahan sambal mencapai 50 kg per pekan dibeli dari supplier. Untuk tomat, bawang merah, bawang putih, dan ikan sebanyak 800 kg sampai 1 ton per bulan. Termasuk minyak goreng. Keseluruhan bahan baku itu komoditas bergejolak, sekarang sedang mengalami kenaikan memberikan andil pada inflasi.

Bahan baku sebanyak itu untuk memproduksi 24 varian rasa. Kini, Heni menghadirkan produk bumbu dalam kemasan, yaitu bumbu rendang, bumbu gule, bumbu soto, dan bumbu rawon.

“Kapasitas produksi 1 ton per bulan karena ada kemasan botol dan saset juga,” katanya.

Adapun sambal dengan produk paling disukai konsumen, yakni sambal tuna asap, sambal cumi, sambal bawang, sambal balado, sambal ayam asap suwir, dan sambal teri medan.

Harga tiap varian produk dipatok Rp28.000. Meski harga cabai dan harga bahan baku lainnya melonjak, ia tidak menaikkan harga jual alias harga tetap seperti sebelumnya. Hal ini yang membuat produk Heni mendapatkan kepercayaan dari konsumen.

Sedangkan pemasaran sambal selain di Kota Malang juga merambah berbagai daerah. Selama harga cabai mengalami penaikan, sambal Mama Ni menjadi pilihan di dapur rumah. Bahkan, Kota Malang dengan pertumbuhan usaha kuliner yang meningkat membuat produk sambal paling dicari.

Biasanya, konsumen membeli produk sambal berbagai varian rasa di pusat oleh-oleh. Pelaku usaha juga demen memesan produk sambal dan bumbu pada pelaku UMKM ketika harga cabai sedang melonjak. Dengan demikian, bisnis sambal buatan UMKM justru meraup keuntungan ketika harga cabai sedang mahal.

Saat ini, harga grosir cabai rawit Rp83.000 per kg dari sebelumnya sempat Rp100.000 per kg di Subterminal Agribisnis (STA) Mantung, Kabupaten Malang.

Petugas informasi harga dan pasar Unit Pelaksana Teknis STA Mantung, Yudi Susanto menyatakan penaikan harga cabai karena faktor cuaca berimbas menurunkan produksi. Cuaca panas, lalu curah hujan tinggi membuat panen cabai merosot drastis mencapai 50%-60%.

Selain itu, kebanyakan petani telah membongkar lahan lantaran tanaman cabai sudah tidak produktif. Dampaknya, pasokan cabai menurun di pasar, sedangkan permintaan meningkat.

Sekarang, harga cabai merah besar di STA Mantung Rp44.000 per kg, cabai rawit hijau Rp26.000 per kg, dan cabai keriting Rp42.000 per kg.

Penulis: Bagus SuryoEditor: Bagus Suryo