Pemkot Malang Optimistis Zero Anak Tidak Sekolah Tercapai 2025

Penjabat Wali Kota Malang Iwan Kurniawan bersama siswa di Balai Kota Malang. Foto: Bagian Prokompim Kota Malang
Penjabat Wali Kota Malang Iwan Kurniawan bersama siswa di Balai Kota Malang. Foto: Bagian Prokompim Kota Malang

Tugusatu.com- Angka anak tidak sekolah di Kota Malang menurun dalam sebulan sebanyak 778 anak. Dalam waktu tidak begitu lama, semua anak bakal mengenyam pendidikan.

Penjabat Wali Kota Malang Iwan Kurniawan membeberkan kinerja tersebut saat momentum memperingati HUT ke-79 PGRI, Jumat (29/11). Menurut Iwan, pendidikan punya hubungan tegak lurus dengan pembangunan, artinya semakin baik tingkat pendidikan maka potensinya akan semakin besar mendukung pembangunan.

Karena itu, Iwan menargetkan capaian kinerja optimal pada program prioritas ini.

“Tidak boleh lagi ada anak tidak sekolah di Kota Malang, ini yang perlu saya tekankan. Jangka pendeknya jumlah ini harus turun sampai akhir 2024, nanti jangka panjangnya harus bisa sampai zero (nol persen),” ujar Iwan.

Sebelumnya, angka anak yang tidak sekolah atau putus sekolah di Kota Malang teridentifikasi sebanyak 5.655 anak. Sebanyak 1.875 anak drop out, 1.271 anak tidak melanjutkan sekolah, dan 2.595 anak tidak pernah sekolah.

Setelah satuan tugas melakukan intervensi dengan starting poin mandatory spending akhirnya anak yang semula tidak sekolah menjadi sekolah. Mereka belajar di sejumlah sekolah, termasuk 22 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di wilayah Kota Malang dengan biaya gratis.

Adapun angka anak tidak sekolah pada Oktober 2024 menjadi 5.243 anak dari sebelumnya 5.655 anak. Jumlah itu turun lagi pada November 2024.

“Progres penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kota Malang berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, per tanggal 14 November 2024 berada di angka 4.465 anak, turun sebanyak 778 dari jumlah semula pada Oktober 2024 yaitu 5.243 anak,” tegas Iwan.

Iwan menjelaskan semangat kebersamaan dan kepedulian menjadi yang utama dalam menangani anak tidak sekolah.

“Jika dalam sebulan kita bisa berprogres menurunkan angka ATS sebanyak itu, saya berharap, dengan memperkuat sinergi dan kolaborasi, dalam tiga bulan ke depan, angka ATS di Kota Malang bisa mencapai zero,” katanya.

Iwan mengatakan momentum HUT PGRI menjadi waktu tepat bagi insan pendidikan dan masyarakat memberikan pendidikan terbaik bagi anak.

“Harapan kami juga, dengan peringatan HUT PGRI, para guru dapat memberikan pendidikan terbaik untuk para siswa di Kota Malang,” tuturnya.

Iwan berharap para guru mendidik yang terbaik agar anak-anak bisa berprestasi. Dengan demikian akan membawa nama baik Kota Malang di level provinsi, nasional, dan internasional.

Setidaknya ada tiga belas alasan dan penyebab anak tidak sekolah cukup bervariatif, antara lain ; (1) tidak mau sekolah, (2) tidak ada biaya, (3) sekolah jauh dari rumah, (4) sudah cukup dengan tingkat pendidikan yang dimiliki, (5) menikah/mengurus rumah tangga, (6) mengalami perundungan atau kekerasan, (7) bekerja, (8) pengaruh lingkungan/teman, (9) beranggapan sekolah tidak penting, (10) tidak memiliki seragam sekolah, (11) tidak memiliki akta kelahiran, (12) masalah penyandang disabilitas, (13) lainnya.

Sumber: Bagian Prokompim Kota Malang

Penulis: Bagus SuryoEditor: D. Wahjoeharjanto