Tugusatu.com- Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menekankan pentingnya ketahanan keluarga dalam peringatan Hari Keluarga Nasional ke-32 di Aula Mini Block Office Balai Kota Malang, Rabu (20/8). Ketahanan itu dengan cara memperkuat komitmen membangun keluarga yang kuat, sehat, harmonis, dan berkualitas.
Semua itu dicapai melalui komunikasi yang baik sehingga segenap anggota keluarga perlu menyadari tantangan di era modern yang semakin kompleks. Tantangan berupa arus informasi begitu deras, terjadi perubahan sosial budaya dan tuntutan ekonomi.
Karena itu, lanjut Wahyu, keluarga harus mampu mengelola keuangan secara bijak. Dalam kehidupan sehari-hari, anggota keluarga agar membiasakan diri menerapkan nilai-nilai keagamaan dan moral.
“Dari keluarga yang kuat, lahir masyarakat yang tangguh dan bangsa yang berdaya saing,” kata Wali Kota Wahyu.
Wahyu menegaskan pentingnya keluarga sebagai fondasi ketahanan nasional sekaligus miniatur negara. Sebab, keluarga yang damai menjadi cerminan bangsa semakin kuat. Bila keluarga di Kota Malang menginspirasi, maka masyarakat akan semakin maju, sejahtera dan berkeadaban.
Wahyu menyampaikan peringatan Hari Keluarga Nasional menjadi momen penganugerahan Keluarga Inspiratif Teladan KB Lestari. Anugerah diberikan kepada keluarga-keluarga yang mampu menjadi teladan dalam menerapkan prinsip keluarga berencana dan membangun keharmonisan rumah tangga. Para penerima penghargaan diharapkan menginspirasi keluarga lainnya di Kota Malang.
Pada kesempatan itu, pasangan Iswanto dan Anisa Agustina dari Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, terpilih menjadi yang terbaik dalam Lomba Keluarga Inspiratif Teladan KB Lestari Tahun 2025.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AP2KB) Kota Malang, Donny Sandito menyatakan ketahanan keluarga yang kuat akan harmonis. Dengan demikian terhindar dari segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Donny mengungkapkan ada 126 kasus kekerasan di Kota Malang. Angka itu naik 200% berupa KDRT dan perundungan pada anak. Sebanyak 70 kasus perundungan pada anak terjadi di rumah dan sekolah. Pelakunya orang terdekat korban.
“Ada 50 kejadian KDRT dan semi KDRT. Sebanyak 40 kasus KDRT di antaranya korban berani melapor. Sedangkan sebanyak 5 kasus, suami menjadi korban,” pungkasnya.