Tugusatu.com, MALANG—Harga komoditas pangan yang tren harganya naik karena dipicu kurangnya pasokan, namun permintaan justru meningkat.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, mengatakan kenaikan permintaan pada Ramadan yang kurang diimbangi dengan pasokan berdampak melonjaknya sejumlah komoditas pangan.
“Elnino dan cuaca ekstrem sejak pertengahan 2023 berimbas pada produktivitas lahan pertanian sehingga mengganggu manajemen stok komoditas pangan,” ujarnya, Minggu (17/3/2024).
Disisi lain, sejumlah negara melakukan pembatasan untuk ekspor komoditas pangan turut mempengaruhi pasokan domestik yang mendorong peningkatan harga.
“Dalam hal ini, stabilisasi dalam jangka pendek masalah dengan operasi pasar dengan sumber pembiayaan APBD,” ucapnya.
Hal ini penting untuk menjaga daya beli masyarakat dan mengurangi potensi masyarakat rentan masuk dibawah garis kemiskinan.
Ganjalan-ganjalan kebijakan untuk mempertahankan daya beli agar tidak tergerus oleh inflasi mutlak dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah. Menjaga daya beli, menurut dia, berarti menjaga akselerasi pertumbuhan ekonomi, karena konsumsi rumah tangga berkontribusi tinggi pada ekonomi daerah yang mencapai lebih dari 60% pada PDRB.
“Kerja sama antara daerah dalam menjaga pasokan komoditas pangan harus dilakukan secara berkelanjutan,” ucapnya.
Reporter: Bagus Suryo