Tugusatu.com, MALANG—Dalam beberapa tahun terakhir, pola konsumsi kelas menengah di Indonesia, terutama generasi muda, telah mengalami perubahan signifikan karena itulah mereka dituntut untuk dapat beradaptasi tidak hanya dengan tekanan ekonomi, tetapi juga dengan strategi keuangan yang lebih fleksibel dan efektif.
Anton Hermawan, Presiden Direktur PT Krom Bank Indonesia Tbk, menjelaskan berdasarkan Laporan Ekonomi dan Keuangan Mingguan dari Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan dasar seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, dan makanan mengalami penurunan. Sebaliknya, belanja untuk hiburan, kendaraan, pakaian, dan pesta justru meningkat.
Hiburan, yang sebelumnya dianggap sebagai kebutuhan tersier, kini telah menjadi prioritas utama kelas menengah, mengakibatkan berkurangnya alokasi dana yang biasanya digunakan untuk kebutuhan dasar lainnya.
“Dengan pendapatan yang stagnan dan kebutuhan yang meningkat, ruang untuk menabung kelas menengah semakin terbatas, yang berdampak pada stabilitas keuangan kelas menengah,” katanya dalam kererangan resminya, Senin (23/9/2024).
Menurutnya, perubahan pola konsumsi ini juga disinyalir turut menjadi penyebab penurunan jumlah kelas menengah dalam beberapa tahun terakhir. Data BPS menunjukkan penurunan drastis dari 21,54% pada 2019 menjadi 17,44% pada 2024.
Fenomena ini menandakan tantangan yang lebih besar bagi generasi muda karena banyak dari mereka turun kelas menjadi kelompok aspiring middle class.
Dalam kondisi ini, kata dia, generasi muda dituntut untuk dapat beradaptasi tidak hanya dengan tekanan ekonomi, tetapi juga dengan strategi keuangan yang lebih fleksibel dan efektif. Solusi inovatif dari bank digital dapat membantu generasi muda menghadapi ketidakpastian ekonomi, dengan memberikan akses mudah dan suku bunga kompetitif yang dapat meningkatkan aset secara berkelanjutan.
Selain itu, solusi ini juga dapat menjadi sumber tambahan pemasukan untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat. Dengan berbagai dukungan ini, bank digital dapat membantu generasi muda membangun fondasi finansial yang lebih kuat untuk mencapai kemandirian finansial di masa depan.
Dampak dari ketidakpastian ekonomi saat ini semakin nyata, kata dia, terutama bagi generasi muda dan kelas menengah. Tidak sedikit dari mereka yang kini harus mengandalkan tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan pada akhirnya menggerus aset mereka.
Oleh karena itu, dia menilai, generasi muda perlu mengubah strategi keuangan mereka, yang bukan hanya berfokus pada menabung, tetapi sekaligus menumbuhkan aset secara berkelanjutan.
“ Kami melihat bahwa solusi inovatif dari bank digital, yang inklusif dan mudah diakses oleh semua lapisan masyarakat dapat menjadi kunci untuk membantu generasi muda dan kelas menengah dalam menghadapi tekanan ekonomi serta memperkuat fondasi keuangan di masa mendatang,” ujarnya.
Jika mampu dimanfaatkan secara maksimal, kehadiran bank digital bahkan memungkinkan generasi muda untuk mendapatkan pemasukan tambahan. Sebab, bank digital menawarkan keuntungan yang lebih optimal dibandingkan bank konvensional.
Krom Bank misalnya,yang menawarkan produk dengan suku bunga di atas rata-rata industri, yaitu 6% untuk tabungan dan hingga 8,75% untuk deposito. Fleksibilitas tenor harian deposito yang ditawarkan Krom Bank mulai dari 14 hingga 180 hari, juga memungkinkan pencairan dana dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan nasabah.
Ditambah lagi, dia m,enegaskan, Krom Bank juga menawarkan bebas biaya admin bulanan, sehingga nasabah dapat menumbuhkan aset tanpa beban tambahan. Hal ini akan membantu nasabah dalam mengelola dan menumbuhkan uang mereka di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi pada saat ini.
Editor/Reporter: N-1/Bagus
Sumber: Artemis
ISSN 3063-2145