Tugusatu.com- Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Jawa Timur, mendorong lebih banyak industri ekonomi kreatif (ekraf) tersertifikasi sehingga produk lebih tepercaya.
“Kami melakukan monitoring dan evaluasi ekraf, termasuk rutin pelatihan sampai sertifikasi. Tujuannya agar produk ekraf tepercaya untuk menaikkan penjualan dan pelanggan,” tegas Kepala Disporapar Kota Malang, Baihaqi usai bimbingan teknis tematik temu insan kreatif content creator untuk membangun bisnis digital era smart society 5.0, Kamis (3/10).
Sertifikasi penting mengingat produk ekraf Kota Malang bukan saja merambah level regional dan nasional, melainkan sudah mendunia. Buktinya, Kota Malang masuk nominasi empat besar Jaringan Kota Kreatif UNESCO (UNESCO Creative City Network/UCCN).
Sekarang, Kota Malang memasuki seleksi tahap dua untuk memilih dua calon nominasi anggota UCCN. Adapun Kota Malang bersaing dengan Kota Makassar, Kota Tangerang dan Kabupaten Ponorogo.
Menurut Baihaqi, pencapaian itu merupakan prestasi yang luar biasa. Sekaligus membuktikan bahwa Kota Malang menjadi barometer sebagai kota kreatif yang semakin di kenal dunia.
Seperti yang diungkapkan Sekretaris Daerah Kota Malang Erik Setyo Santoso, kemajuan ekraf Kota Malang memiliki unggulan media art. Seni media itu berkembang sejalan kemajuan 17 subsektor ekraf, yaitu arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, film animasi video, fotografi, kriya, kuliner, musik, fesyen, aplikasi, pengembangan gim, penerbitan, periklanan, televisi dan radio, seni pertunjukan, serta seni rupa.
Karena itu, Disporapar Kota Malang getol membantu insan ekraf agar produk mereka laris. Pembinaan pun berkelanjutan sejalan monitoring dan evaluasi, lalu laporan dan hasilnya terus dipantau.
Baihaqi mengatakan kemajuan ekraf berkontribusi menyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 24%-26% dari total Rp93,05 triliun pada tahun 2023.
Adapun kemajuan industri ekraf di Kota Malang terdapat 186 startup dan studio, 10 major startup dengan angka valuasi lebih dari Rp2 miliar per tahunnya. Para pelaku ekraf itu tersebar di lebih dari 22 komunitas digital, 25 coworking space dan 21 kampus berbasis teknologi informasi.
“Perwakilan dari UNESCO sudah melihat langsung kemajuan ekraf di Kota Malang di antaranya Kayutangan Heritage, Candi Badut, kampung tematik dan Malang Creative Center (MCC) yang menjadi inkubator 17 subsektor ekraf,” tuturnya.
Reporter/Editor: Bagus Suryo