Tugusatu.com- Warga bersama membersihkan sampah di Sungai Brantas, Kota Malang, Jawa Timur, mengusung spirit gugur gunung rijik-rijik kali menjadi pemuncak Festival Kali Brantas #4, Minggu (27/7). Festival ini sekaligus memperingati Hari Sungai Nasional setiap 27 Juli.
Dalam puncak festival di Kampung Warna Warni Kota Malang, pengunjung dimanjakan dengan suguhan Dolanan Lempung Brantas dari Kampung Keramik Dinoyo dan Gerabah Penanggungan.
Selain itu, ada performa Kampanye Nyanyian Kali Brantas di Kampung Tridi, Kampung Putih, Kampung Lampion, dan Kampung Warna-Warni. Miben Voice Group menampilkan nyanyian dolanan bertema lingkungan yang dipersembahkan anak-anak dari sekitar TPA Supit Urang Malang.
Ada pula ritual Nyadran Kali Brantas serta Ruwatan Wayang Topeng “Ronggeng Kali Brantas” sebagai ruwatan malam di Kampung Warna-Warni oleh Kampung Budaya Polowijen.
“Festival ini merupakan panggilan batin untuk terus merawat sungai sebagai sumber kehidupan selain bermakna meningkatkan pariwisata,” tegas Ketua Forkom Pokdarwis Kota Malang Isa Wahyudi akrab disapa Ki Demang.
Anak-anak di Kelurahan Kiduldalem begitu bergembira, mereka bermain dan menyanyikan lagu Arema Kali Brantas dengan diiringi ritme musik angklung. Lurah Kidul Dalem Bapak Rofiq, ST, M.Si, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas hadir dalam aksi bersih sungai. Acara semakin meriah dengan penampilan Bantengan Arema.
Selama Festival Kali Brantas #4 digelar dari hulu Sungai Brantas di Arboretum Kota Batu sampai hilir melibatkan tujuh kampung tematik di Kota Malang. Kampung tematik itu di antaranya Kampung Keramik Dinoyo, Kampung Gerabah Penanggungan, Kampung Putih Klojen, Kampung Biru Arema Kidul Dalem, Kampung Tridi Kesatrian, Kampung Warna Warni Jodipan, dan Kampung Lampion Jodipan.
Ketua Pokdarwis Kampung Biru Arema mengatakan budaya gotong royong menjaga sungai berarti merawat kehidupan secara berkelanjutan. Untuk itu, Festival Kali Brantas ini merupakan jejak peradaban untuk memperkuat kesadaran ekologis.
Sumber: Forkom Pokdarwis