Sukses Jadi Tuan Rumah MLSC 2025, Kota Malang Siap Gelar Kompetisi Sepak Bola Putri Berjenjang

MLSC 2025 Malang
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat saat hadir di Partai Final MLSC 2025 Malang. Foto: Tugusatu/Dafa Wahyu Pratama

Tugusatu.com- Pemerintah Kota Malang berkomitmen membangun kompetisi sepak bola putri berjenjang dan membenahi struktur persepakbolaan lokal. Komitmen ini disampaikan Wali Kota Wahyu Hidayat usai Partai Final MilkLife Soccer Challenge (MLSC) Seri 1 2025-2026 di Stadion Gajayana, Kota Malang, Minggu (16/11/2025).

Sebanyak 1.918 siswi dari 120 SD dan MI se-Malang Raya meramaikan turnamen tersebut, menjadikan Malang sebagai kota terakhir dari 10 kota penyelenggara MLSC 2025. Tingginya partisipasi ini menunjukkan potensi besar bibit atlet sepak bola putri di kota yang dikenal memiliki kultur sepak bola kuat.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menyambut baik respon luar biasa terhadap ajang ini. Ia berharap MLSC 2025 di Malang menjadi indikator bahwa sepak bola putri direspon sangat baik oleh masyarakat.

“Ini bisa menjadi indikator bahwa sepak bola putri disambut dengan sangat baik. Ke depan, Pemerintah Kota Malang siap kembali menjadi tuan rumah,” ujarnya.

Sebagai bentuk dukungan konkret, Pemerintah Kota Malang akan memberikan beasiswa pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) gratis bagi para juara. Apresiasi ini, menurutnya, untuk memacu semangat atlet usia dini.

“Semangat olahraga putri memang sudah mulai tumbuh. Untuk mendorong mereka lebih berprestasi, kami berikan jaminan bagi peserta yang juara untuk masuk sekolah menengah pertama pilihan mereka secara gratis,” jelasnya.

Menjawab tantangan ke depan, Wali Kota yang akrab disapa Pak Mbois ini mengungkapkan kesiapan pemkot untuk menyelenggarakan kompetisi berjenjang dan membenahi struktur sepak bola di Malang.

Pak Mbois juga mengapreasiasi atas dipilihnya Kota Malang sebagai tuan rumah seri terakhir gelaran MLSC 2025.

“Saya berterima kasih kepada MilkLife Soccer Challenge karena Malang menjadi kota kesepuluh dalam rangkaian penyelenggaraan nasional,” ujar Pak Mbois.

Deputy Program Manager Bakti Olahraga Djarum Foundation, Welly Arisanto, melihat antusiasme tinggi Malang sebagai langkah awal yang baik untuk menggerakkan ekosistem dan pembinaan sepak bola putri usia dini.

“Kedepannya dengan kultur sepak bola dan semangat yang kuat dari kota Malang ini bisa menjadi kuda hitam untuk penyelenggaraan MLSC All Star,” kata Welly.

Ia menjelaskan, muara akhir MLSC adalah melahirkan atlet berbakat untuk bersaing di ajang All Star pada pertengahan 2026 di Kudus. Tim MLSC All Star Malang, imbuhnya, berpotensi menjadi kuda hitam yang bersaing dengan tim dari kota lain.

Head Coach MLSC, Timo Scheunemann, memberikan apresiasi dan catatan teknis. Meski menyebut Malang “masih di belakang” karena baru pertama kali menjadi tuan rumah, ia optimis dengan animo sepak bola yang luar biasa di kota ini.

“Tadi Pak welly bilang kuda hitam itu secara sopan mengatakan bahwa memang Malang masih di belakang dan itu bisa dimaklumi. Karena ini kota ke-10 dan ini baru pertama kalinya Sekolah-sekolah harus mengejar kota lain yang sudah lebih dulu berkembang,” jelasnya.

Ia menekankan kunci kesuksesan ada pada keseriusan sekolah. Sekolah yang serius, dengan melatih anak didiknya di SSB (Sekolah Sepak Bola) dan berlatih konsisten, akan mendominasi di seri-seri berikutnya.

“Saya tahu animo sepak bola di Malang luar biasa. Walaupun terakhir tampil, nanti tunggu waktunya, Malang bisa jadi yang terdepan,” pungkasnya.