Tugusatu.com- Malang menjadi tuan rumah babak penyisihan MilkLife Soccer Challenge (MLSC) 2025-2026 dengan partisipasi luar biasa. Sebanyak 1.900 anak perempuan dari 120 SD dan MI berlaga di Stadion Gajayana, Kota Malang, pada 11-16 November 2025.
Tingginya antusiasme di Kota Pendidikan ini mengonfirmasi potensi besar bibit atlet sepak bola putri. Program Director MLSC, Teddy Tjahjono, menegaskan pemilihan Malang didasari tradisi sepak bola yang mengakar dan populasi yang besar.
“Selain jumlah penduduknya signifikan, Malang memiliki klub sepak bola berpengaruh dan kultur bola yang kuat di level akar rumput,” papar Teddy.
Tingginya animo peserta juga disampaikan Heri, Talent Scouting sekaligus Head Coach MLSC All Star Malang.
“Antusiasme di Kota Malang luar biasa besar. Pada tahap awal, jumlah sekolah yang mendaftar jauh lebih tinggi dibanding kota lain. Di beberapa kota, tahap awal bahkan tidak mencapai 60 sekolah,” tuturnya.
Meski begitu, Heri menilai kemampuan teknis sebagian besar pemain masih dalam tahap pengenalan.
“Saya lihat rata-rata masih pemula, baru mengenal bola. Kalau dibandingkan kota lain, dari segi skill masih kalah,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa dalam format pertandingan 7 lawan 7, beberapa tim masih bergantung pada pemain tertentu.
“Biasanya hanya satu atau dua anak yang menonjol sehingga terlihat seperti menggendong tim,” katanya.

Kendati terdapat sejumlah catatan teknis, Heri optimistis perkembangan sepak bola putri di Malang akan meningkat seiring bertambahnya minat dan dukungan dari orang tua serta sekolah.
“Kelemahan sepak bola usia dini di Indonesia adalah kurangnya wadah. Kalau wadahnya ada, dukungan pasti mengikuti,” tegasnya.
Selain pertandingan utama, MLSC turut menghadirkan Festival Seneng Soccer untuk kelompok usia 8 tahun serta Skill Challenge yang menguji kemampuan dasar seperti dribbling dan shooting.
Sementara itu, Pelatih Kiper MLSC All Star Malang, Ferdiansyah, menilai jumlah penjaga gawang potensial di Malang masih terbatas.
“Penjaga gawang kelihatan kurang sekali, mungkin cuma satu, dua, tiga, atau empat orang saja,” ungkap mantan pemain Persipura Jayapura itu.
Ferdiansyah menegaskan bahwa pembinaan kiper menjadi prioritasnya untuk mempersiapkan tim All Star Malang.
“Tidak apa-apa, dari situ nanti tugas saya untuk membenahi penjaga gawang. Saya ingin menunjuk kiper yang benar-benar punya kualitas,” ujarnya.
Rangkaian MLSC di 10 kota akan ditutup dengan MilkLife Soccer Challenge All Stars, yang mempertemukan talenta terbaik hasil seleksi nasional.






