Wali Kota Malang Permudah Akses Permodalan UMKM Lewat BPR Tugu Artha Sejahtera

Wali Kota Malang Wahyu Hidayat memberikan buku tabungan PT BPR Tugu Artha Sejahtera kepada pelaku UMKM. Foto: Tugusatu/Bagus Suryo
Wali Kota Malang Wahyu Hidayat memberikan buku tabungan PT BPR Tugu Artha Sejahtera kepada pelaku UMKM. Foto: Tugusatu/Bagus Suryo

Tugusatu.com- Wali Kota Malang Wahyu Hidayat memberikan kemudahan akses permodalan bagi UMKM melalui PT Bank Perekonomian Rakyat (BPR) Tugu Artha Sejahtera (Perusahaan Perseroan Daerah) Kota Malang. Upaya ini guna menumbuhkan usaha sekaligus mempercepat usaha mikro naik kelas menjadi kecil dan menengah.

Dalam konteks ini, Wahyu mengungkapkan fasilitasi akses permodalan usaha yang mudah dan ringan merupakan implementasi Program Dasa Bakti Ngalam Laris. Kebijakan Ngalam Laris juga menyentuh fasilitasi produk UMKM dan unggulan, penataan dan pemberdayaan pasar rakyat melalui revitalisasi maupun digitalisasi. Termasuk pengembangan penelitian dan pengembangan usaha.

“Ada dua tantangan pengembangan UMKM, yaitu kemudahan akses pembiayaan dan promosi,” tegas Wahyu Hidayat, Rabu (14/5).

Dalam penerapan program Ngalam Laris sejalan program 1000 even telah memberikan efek berganda cukup luas. Promosi kian gencar dan produk UMKM terserap pasar berimbas menambah omzet.

“Alhamdulillah program 1000 even telah memberikan multiplier effect (efek berganda). Sejumlah pameran dan even membuat produk UMKM laris, bahkan pelaku usaha sampai kewalahan melayani pesanan,” katanya.

Wahyu mengungkapkan dalam gelaran Indonesia City Expo (ICE) 2025 saat Musyawarah Nasional (Munas) VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) di Surabaya, pelaku UMKM mengaku kebanjiran order. Pengunjung yang semula tertarik, lalu mereka memesan berbagai produk mulai kuliner, kriya, dan fesyen.

“Saking banyaknya permintaan dari berbagai daerah, sejumlah UMKM kewalahan memenuhi permintaan,” ujarnya.

Menurut Wahyu, potensi besar UMKM yang memiliki daya tahan kuat sebagai tulang punggung perekonomian terus digenjot melalui dukungan kebijakan, misalnya Program Kemis Mbois. Program itu mendorong aparatur sipil negara Pemkot Malang wajib membeli produk UMKM lokal.

Selain itu, Pemkot Malang memperkuat kebijakan pengembangan ekonomi kreatif (ekraf). Ada 17 subsektor ekraf yang menjadi andalan dan signifikan sebagai penumbuh perekonomian, yaitu arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, film animasi video, fotografi, kriya, kuliner, musik, fesyen, aplikasi, pengembangan gim, penerbitan, periklanan, televisi dan radio, seni pertunjukan, serta seni rupa.

Pengembangan ekraf sejalan dengan memperkuat peran dan fungsi Malang Creative Center (MCC).

“Keberadaan MCC jangan sampai meninggalkan UMKM, harus seiring dan sejalan dalam memajukan ekonomi kreatif. dengan demikian MCC menjadi bagian penting promosi produk UMKM,” tuturnya.

Saat ini, Pemkot Malang berupaya memudahkan UMKM mendapatkan dukungan akses permodalan. Dengan demikian, pelaku usaha bisa meningkatkan kapasitas dan kualitas produk yang pada gilirannya usaha kian tumbuh dan berkembang dengan jangkauan pasar semakin meluas.

“Pemkot Malang akan terus hadir untuk memberikan penguatan,” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT BPR Tugu Artha Sejahtera, Nyimas Nunin Anisah Baidury menyatakan telah memberikan 111 tabungan untuk pelaku UMKM. Dukungan ini guna menambah permodalan melalui kredit dengan bunga 9% per tahun agar pelaku usaha naik kelas. Selain itu, pihaknya bekerja sama dengan 5 sekolah dasar dalam hal edukasi literasi keuangan dan mendorong siswa menabung di BPR Tugu Artha Sejahtera.

Penulis: Bagus SuryoEditor: Tim editor