Naik Kelas Bersama Griya UMKM di Kota Malang

Siti Chalimatus Sakdiyah (kiri) dan Yayuk Mulyati (kanan) menunjukkan produk camilan buatannya di Griya UMKM Kelurahan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (10/10). Foto: Tugusatu/Bagus Suryo
Siti Chalimatus Sakdiyah (kiri) dan Yayuk Mulyati (kanan) menunjukkan produk camilan buatannya di Griya UMKM Kelurahan Klojen, Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (10/10). Foto: Tugusatu/Bagus Suryo

Tugusatu.com- Saat hari masih pagi, Yayuk Mulyati, pelaku UMKM di Jalan Diponegoro Gang 1 Nomor 15 Kota Malang cekatan menata sejumlah produk camilan. Penganan dalam bungkus plastik itu di antaranya peyek, kacang bawang, pastel kering, pisang lumer dan kacang atom.

Selain Yayuk, pelaku UMKM lainnya, Siti Chalimatus Sakdiyah, pemilik rumah produksi di Jalan Belakang RSU Malang sibuk memajang jahe instan dan sejumlah produk lainnya.

Pagi itu, para pelaku UMKM semringah lantaran produk mereka semakin diminati konsumen sejalan kemajuan pariwisata di Kota Malang. Konsumen bukan saja warga Malang, akan tetapi wisatawan domestik dan mancanegara demen produk buatan UMKM.

“Alhamdulillah orderan semakin banyak, pendapatan bertambah dan usaha semakin maju,” tegas Yayuk Mulyati membuka pembicaraan, Kamis (10/10).

Griya UMKM Kelurahan Klojen.

Griya UMKM

Pelaku UMKM di Kelurahan Klojen, Kota Malang, menerima manfaat setelah dibukanya Griya UMKM. Begitu juga 23 UMKM lainnya mendapatkan berkah serupa.

Sebelumnya, para pelaku UMKM memasarkan produk sendiri-sendiri sehingga dalam hal promosi terbilang lambat. Mereka biasanya menitipkan berbagai produk makanan dan minuman di warung, kafe dan melayani pesanan.

Setelah adanya Griya UMKM, pemasaran semakin mudah berimbas meningkatkan penjualan. Griya UMKM di Kelurahan Klojen, Kota Malang, itu diresmikan langsung oleh Kepala Diskopindag Kota Malang Dr. Eko Sri Yuliadi, S.Sos, MM.

Di tempat itu menjadi etalase produk makanan dan minuman andalan 23 UMKM. Bahkan, keberadaan Griya UMKM bukan saja sebagai tempat promosi, melainkan sebagai pusat pemasaran dan penjualan bersama. Imbasnya, orderan semakin banyak. Alhasil, usaha skala rumahan bertambah laris manis.

“Galeri buka Senin-Jumat jam 08.00 WIB. Produk UMKM seluruh kelurahan Klojen ada 23 produk dari tujuh RW. Tempat ini memberikan manfaat menambah orderan karena sebagai pusat oleh-oleh sehingga usaha semakin maju,” kata Siti Chalimatus Sakdiya.

Siti merasakan hasil usaha setelah Diskopindag Kota Malang gencar menggelar pelatihan dan keterampilan. Termasuk membantu kemudahan perizinan dan sertifikasi halal.

“Alhamdulillah orderan berjalan terus. Kemajuan usaha pesat sekali. Income lumayan untuk menambah pendapatan keluarga,” ujar Siti.

Usaha rempeyek buatan Yayuk sudah mengantongi Nomor Induk Berusaha (NIB), kini ia menunggu sertifikasi halal. Perputaran uang dalam sebulan Rp4 juta sampai Rp6 juta. Peyek buatan Yayuk memenuhi permintaan restoran, kafe dan hotel.

Sedangkan produk Jahe Instan Anis buatan Siti sudah menghasilkan Rp1 juta per pekan. Kemajuan usaha dengan memenuhi pesanan merambah pasar Jakarta dan Bali.

Naik kelas

Sekarang, pelaku UMKM skala mikro menyatakan siap naik kelas setelah kemajuan usaha signifikan. Pasalnya, mereka semakin dimanjakan dengan beragam dukungan dan kemudahan.

Hal itu sejalan dengan Pemkot Malang yang berkomitmen membuat UMKM tumbuh dan berkembang. Yang usaha mikro meningkat menjadi skala kecil, yang kecil meningkat menengah.

Kepala Diskopindag Kota Malang Dr. Eko Sri Yuliadi menyatakan 100 UMKM ditargetkan secepatnya naik kelas. Karena itu, Diskopindag memberikan dukungan dan fasilitasi pelatihan, perizinan dan bantuan stimulan modal peralatan. Pelatihan meliputi manajemen, produksi, digital branding dan digital marketing.

Bahkan, Kepala Bidang UMKM Diskopindag Kota Malang, Farid Suaidi giat bekerja dengan mendata 100 UMKM di 5 kecamatan. Data detail memuat nama pemilik usaha, merek, bidang usaha, alamat usaha, kategori, dan foto produknya. Bidang usaha UMKM yang siap naik kelas itu mulai makanan ringan, kerajinan tangan, olahan minuman, fesyen, makanan siap saji sampai perdagangan eceran.

Dalam waktu dekat ini, Diskopindag Kota Malang menggelar bimbingan teknis (Bimtek) pengendalian dan jaminan mutu pangan bagi usaha mikro. Bimtek rencananya pada 17 Oktober 2024. Pelaku usaha mikro akan mendapatkan pengetahuan mengenai standar mutu pangan, pengendalian proses produksi, sampai memastikan produk makanan aman dan berkualitas bagi konsumen.

Program UMKM naik kelas ini dikebut sesuai instruksi Penjabat Wali Kota Malang Iwan Kurniawan. Sebab, UMKM di Kota Malang berkontribusi memberikan andil pada pertumbuhan perekonomian sehingga tercapai pada 2023 sebesar 6,02% dan pertumbuhan ekonomi 2022 sebesar 6,32%. Imbasnya mengurangi angka pengangguran terbuka dan menggerus kemiskinan.

Baru-baru ini, Diskopindag Kota Malang ambil bagian dalam gelaran Inacraft 2024 di Jakarta Convention Center, pada 2-6 Oktober 2024. Di perhelatan itu, Diskopindag menghadirkan UMKM Violink dan UMKM Bu Farida Ecoprint. Kedua UMKM ini membawa ciri khas budaya lokal dengan sentuhan modern dan inovatif. Sejumlah produk yang ditampilkan ialah batik tulis, ecoprint, kerajinan tangan tas, dan beberapa produk makanan minuman khas Kota Malang.

Pada kesempatan itu. Penjabat Wali Kota Malang Iwan Kurniawan mendorong agar UMKM Kota Malang dapat terus berkembang dan ekspor ke beberapa negara.

Reporter/Editor: Bagus Suryo