Kampung Budaya Polowijen Rayakan Kartini Riyoyo Kupatan

Pegiat seni di Kota Malang, Jawa Timur, merayakan Kartini Riyoyo Kupatan di Kampung Budaya Polowijen (KBP). Foto: Dok. KBP/Ki Demang
Pegiat seni di Kota Malang, Jawa Timur, merayakan Kartini Riyoyo Kupatan di Kampung Budaya Polowijen (KBP). Foto: Dok. KBP/Ki Demang

Tugusatu.com, MALANG- Kampung Budaya Polowijen, Kota Malang, Jawa Timur, merayakan Hari Kartini 21 April 2024 berbarengan dengan riyoyo kupatan. Suasana Lebaran sangat meriah dikemas dalam nuansa tradisional dan penguatan budaya.

Pada kesempatan itu, acara semakin seru dengan kehadiran pertukaran mahasiswa di Universitas Negeri Malang dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur.

Duta Budaya Kota Malang memandu acara lomba paes kartinian, lomba memakai jarik katinian, lomba peragaan busana lartinian, dan lomba merangkai ketupat. Selanjutnya Halal bi Halal dihibur diiringi sendratari dan kotekan musik dolanan dari Miben Voice. Untuk diketahui, Miben Voice memiliki prestasi masuk 10 besar Lomba Literasi Nasional di Solo, Jawa Tengah.

Ketua Umum Perempuan Bersanggul Nusantara Sany Repriandini mengajak seluruh komunitas perempuan Malang yang fokus pada pelestarian tradisi dan budaya untuk ikut merayakan Kartini di KBP.

Menurut Sany, alasan memilih KBP karena tempat ini paling rutin melakukan pelestarian tradisi dan budaya. KBP pula satu-satunya kampung berbasis budaya di Kota Malang.

“Kartini tokoh pergerakan perempuan lebih memilih jalur budaya dan pendidikan,” ujarnya.

Karenanya, Kartini yang mewariskan pemikiran dan tradisi harus tetap dilestarikan sampai kini.

“Lihat saja sanggul kebaya yang menjadi ciri khas Kartini dan diikuti hingga saat ini,” katanya sembari membagikan doorprice usai lomba busana kartinian.

Selain Perempuan Bersanggul Nusantara dan Duta Budaya Kota Malang, acara juga meriahkan oleh perwakilan dari Komunitas Kebaya Indonesia. Termasuk Komunitas Cinta Berkain Indonesia, Perempuan Bersanggul Malang Raya, Bangkit Malang Kuceswara, Yulia Maria Profesional Wedding dan Make Up, Malang Touris Community,  Peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka MBKM Universitas Negeri Malang serta perwakilan Kampung Tematik Se Kota Malang.

Tak ketinggalan warga dan penari KBP serta Miben Voice turut memeriahkan acara Kartinian Riyoyo Kupatan ini.

Sheereen Muhamed mahasiswi dari Mesir yang kuliah di UMM mengapresiasi Kartinian Riyoyo Kupatan di KBP.

“Warga ramah, acara bagus, lombanya meriah. Saya ikut menari dan mulai memahami budaya orang Jawa di Malang. Baju kebaya bagus, rambut di sanggul dan khasnya orang Indonesia,” tuturnya.

Sementara itu, Tara Daraparahita dari Komunitas Kebaya Indonesia Malang mengatakan Malang memiliki banyak model gerakan emansipasi perempuan. Ada yang melalui UMKM, pendidikan, sosial ekonomi turut memajukan kaum perempuan.

“Kami ini khusus di bidang budaya melestarikan busana adat seperti kebaya, batik dan sanggul sebagai bentuk identitas dan ciri khas perempuan jawa,” ucapnya.

Isa Wahyudi akrap disapa Ki Demang penggagas KBP menyampaikan terima kasih kepada para pegiat perempuan budaya yang memilih KBP sebagai tempat bersama berkegiatan seni dan budaya.

“Ini memang riyoyo kupatan, kebetulan bersamaan dengan kartinian, tak ada salahnya saling bermaaf-maafan sekaligus unjuk karya di bidang seni budaya dan salah satunya lomba bikin ketupat,” kata Ki Demang usai memberikan doa wilujengan tumpeng ketupat dan di selingi dengan Mocopat.

Sumber: Kampung Budaya Polowijen

Editor: Bagus Suryo