Penjabat Wali Kota Malang, Jawa Timur, Wahyu Hidayat menyatakan segera mengatasi persoalan banjir. Hal itu menanggapi desakan publik mengingat banjir kerap melanda kota berjuluk Kota Pendidikan tersebut.
“Untuk sementara mengatasi banjir di Galunggung,” tegas Wahyu usai acara Ngobrol Mbois Ilakes atau Ngombe di Gazebo Balai Kota Malang, Selasa (23/1).
Wahyu mengatakan akan membuat sudetan agar air cepat mengalir ke Sungai Metro. Adapun penanganan banjir secara keseluruhan di Kota Malang pada 2024 sebanyak 30 titik.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Dandung Djulharjanto menambahkan anggaran untuk mengatasi banjir setahun ini dialokasikan Rp9 miliar. Anggaran itu untuk pembangunan dan perbaikan drainase.
“Nanti penyesuaian di PAK (Perubahan Anggaran Keuangan),” ujarnya.
Dalam mengatasi banjir, lanjutnya, bukan saja dengan pembangunan, melainkan kesadaran warga turut merawat infrastruktur menjadi yang utama. Selain itu, warga jangan membuang sampah secara sembarangan. Sampah akan menutup saluran air sehingga menimbulkan banjir saat hujan.
“Solusi banjir bukan saja menambah bronjong, tapi salah satunya membutuhkan kesadaran masyarakat. Jangan membuang sampah secara sembarangan,” imbuhnya.
Banjir masih menjadi bencana paling dominan di Kota Malang, Jawa Timur. Karena itu, warga minta Pemerintah Kota Malang segera mengatasi hal itu.
Sejumlah warga yang menyampaikan laporan dari Ranugrati, Sulfat dan Sawojajar. Mereka mengeluhkan banjir dan macet membuat masyarakat tidak nyaman. Bahkan, warga Gading Kasri minta penjelasan tak kunjung dibangunnya gorong-gorong, padahal warga sejak lama meminta infrastruktur tersebut.
ISSN 3063-2145