Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Jawa Timur, gerak cepat mengendalikan serbuan lalat merambah kampung imbas sampah di Supiturang. Sebab, populasi lalat yang meningkat di awal musim hujan mengganggu kesehatan.
Karena itu, Satawi bergegas menuju tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) Supiturang di Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur. Petugas DLH Kota Malang itu tak sendiri, melainkan bersama sejumlah personel lainnya.
Selanjutnya, mereka gesit menyiapkan peralatan penyemprot serangga. Petugas lainnya meracik cairan bakteri. Setelah semuanya siap, mereka mengenakan alat pelindung diri. Lalu, membagi tugas menyemprot di areal TPA dan perkampungan sekitar Supiturang.
“Kami melakukan penyemprotan secara rutin,” tegas Satawi di pengolahan kompos Unit Pelaksana Teknis Pengolahan Sampah, kemarin.
Menurut Satawi, penyemprotan dilakukan lantaran populasi lalat meledak. Penyebabnya, musim hujan berbarengan dengan musim buah nangka, sawo dan jeruk. Lalat selain bersarang di TPA juga menyerbu kampung lalu hinggap di makanan dapur rumah warga.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Unit Pelaksana Teknis Pengolahan Sampah Heru Toto Prasetyo menambahkan penyemprotan cairan bakteri organik bermaksud mengendalikan populasi lalat imbas sampah di TPA.
“Cairan itu tak membunuh lalat, akan tetapi menghambat serangga berkembang biak,” ucapnya.
Heru mengatakan upaya penyemprotan rutin menyeluruh di areal TPA. Bahkan, sampah di landfill diguyur cairan bakteri sebanyak 5.000 liter selama tiga hari dalam sepekan. Upaya itu mengurangi bau busuk sampah sekaligus menghambat pertumbuhan larva lalat.
“Penyemprotan mulai dari area landfill baru, depan kantor lama, area sekitaran gedung administrasi, areal sortasi dan komposting, termasuk jembatan timbang,” tuturnya.
Suminah, warga RT 10/RW 5, Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, menyatakan populasi lalat meningkat saat musim hujan membuat risi.
Rumah milik Suminah menyatu dengan usaha warung makanan tepat berada di seberang jalan hanya beberapa meter dari TPA Supiturang. Di RT itu ada sekitar 32 rumah atau 45 kepala keluarga. Lalat imbas TPA mulai merangsek ke perkampungan.
Warga mengapresiasi upaya petugas DLH yang responsif menangani lalat dengan melakukan penyemprotan. Termasuk mengurangi bau busuk dari tumpukan sampah.
“Nek ngeten mboten mambu sampah. Namung laler garai mboten nyaman (Kalau seperti ini tidak bau sampah. Hanya saja lalat membuat tidak nyaman),” ujarnya.
ISSN 3063-2145