Tugusatu.com, MALANG– Pemkot Malang menyatakan segera memperbaiki irigasi rusak sesuai permintaan petani setelah melakukan survei lokasi.
“Irigasi kita survei dulu, kalau irigasi tersier berdekatan dengan sawah kewenangan Dispangtan,” tegas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang Slamet Husnan Hariyadi, Rabu (26/6).
Slamet menyatakan segera menindaklanjuti masukan petani yang mengeluhkan adanya irigasi rusak. Dalam konteks ini, Dispangtan segera melakukan survei lokasi irigasi yang rusak di Kelurahan Tasikmadu.
Selanjutnya, perbaikan melalui perubahan anggaran keuangan 2024 atau dianggarkan di APBD 2025. Saat ini, lanjutnya, anggaran perbaikan irigasi di APBD 2024 sebesar Rp230 juta sudah terealisasi di 11 lokasi.
“Kondisi irigasi secara keseluruhan masih berfungsi meskipun (tertimbun) sedimen. Sebenarnya petani bisa punya inisiatif merawat irigasi,” katanya.
Menurut Slamet, irigasi sangat vital dalam sistem pertanian. Luas areal sawah aset Pemkot Malang 15,5 ha ditanami padi. Adapun luas sawah milik petani 925 ha. Total lahan yang ditanami padi sekitar 788 ha tersebar di lima kecamatan.
“Untuk menjaga ekosistem pertanian di perkotaan harus ada 500 ha sawah. Sekarang, lahan yang ditanami padi 788 ha dari luas sawah 925 ha,” imbuhnya.
Sedangkan produksi gabah di Kota Malang sebanyak 15.000 ton per tahun dengan kebutuhan mencapai 40.000 ton. Guna menutup kekurangan cadangan pangan, Pemkot Malang bekerja sama dengan Bulog. Sebab, Kota Malang bukanlah daerah produksi padi, melainkan karakteristiknya sebagai daerah konsumen pangan.
“Cadangan beras bekerja sama dengan bulog,” ucapnya.
Slamet menekankan petani menjaga luas areal tanam dan panen sekaligus meningkatkan produktivitas dan produksi padi. Di sisi lain, Pemkot Malang memberikan fasilitasi berupa keringanan membayar pajak bumi dan bangunan khusus tanah sawah. Termasuk menyalurkan bantuan benih, alsintan, pupuk dan penyuluhan.
Reporter/Editor: Bagus Suryo
ISSN 3063-2145