Berawal Hobi, Alumnus UMM  Sukses Jadi Pengusaha Anggrek Beromzet Rp100 Juta/Bulan

Nandia Anindhita, alumnus Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Istimewa
Nandia Anindhita, alumnus Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Istimewa

Tugusatu.com, MALANG— Nandia Anindhita, alumnus Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjelma menjadi pengusaha anggrek sukses dengan omzet mencapai Rp100 juta/ bulan.

Perjalanan bisnisnya dimulai pada 2016, ketika ia masih duduk di semester enam. Saat itu, Nandia menjalani magang di sebuah kebun anggrek dan mulai menyadari bahwa di balik kecantikan bunga tersebut tersimpan peluang ekonomi yang besar.

“Awalnya tidak pernah terpikir untuk terjun ke bisnis anggrek. Tapi setelah magang, saya melihat banyak peluang yang bisa dikembangkan,” kenangnya, Jumat (7/11/2025).

Dari situ, dia mulai menanam dan memelihara anggrek sendiri. Berbekal ilmu botani dan ekologi yang diperoleh dari bangku kuliah di Pendidikan Biologi UMM, Nandia menekuni budi daya dengan penuh kesungguhan.

“Ilmu yang saya peroleh di kampus sangat berguna, terutama dalam memahami karakter tanaman dan bagaimana menciptakan lingkungan tumbuh yang optimal,” ungkapnya.

Awalnya, Nandia memasarkan hasil budi dayanya melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram. Respons publik sangat positif, bahkan ia sempat kewalahan melayani pesanan. Seiring waktu, usahanya berkembang pesat hingga kini memiliki tiga greenhouse yang tersebar di Tulungagung, Malang, dan Batu.

Kini, koleksi anggreknya telah mencapai ratusan ribu tanaman dari berbagai varietas. Ia bahkan telah memiliki petani mitra, meskipun baru satu orang, namun menjadi langkah penting menuju ekspansi usaha yang lebih besar.

Menariknya, nama Nandia juga diabadikan dalam salah satu varietas anggrek yang terdaftar di Royal Horticultural Society (RHS), yakni Dendrobium Nandia Anindhita (D.S. Santoso, 2018). Varietas tersebut merupakan hasil persilangan Dendrobium Otto I. Leidin × Dendrobium lineale, dengan pengaruh genetik kuat dari spesies Dendrobium lineale dan Dendrobium helix.

“Tentu saya bangga ada varietas yang menyandang nama saya. Ini menambah semangat untuk terus berkontribusi di dunia florikultura Indonesia,” tuturnya dengan senyum.

Kini, jangkauan pemasaran anggrek milik Nandia telah mencakup seluruh Indonesia, dengan banyak pesanan datang dari berbagai kota besar. Ia bahkan melayani penjualan grosir untuk para reseller dan penjual anggrek di berbagai daerah. Meski begitu, ia masih menghadapi tantangan dalam menembus pasar luar negeri.

Kesuksesan tersebut tidak diraih secara instan. Nandia menuturkan, tantangan terbesar di awal adalah membangun kepercayaan pelanggan dan menjaga kualitas produk. Ia mengandalkan pendekatan personal, pelayanan responsif, serta kualitas tanaman yang terjaga untuk membangun reputasinya.

“Kerja sama dengan petani mitra juga sangat membantu menjaga kualitas dan kuantitas produksi,” tambahnya.

Sebagai pengusaha muda sekaligus alumnus UMM, Nandia mengakui bahwa semangat dan nilai-nilai yang ia pelajari di kampus sangat membekas.

“Di UMM saya tidak hanya belajar ilmu biologi, tapi juga belajar menjadi pribadi mandiri dan berjiwa wirausaha. Pesan untuk anak muda, jangan pernah takut mencoba hal baru. Ilmu yang kita pelajari bisa menjadi bekal untuk banyak hal, termasuk membuka lapangan kerja. Yang penting terus belajar, berinovasi, dan percaya pada proses,” pungkasnya.

Penulis: Bagus Suryo Editor: Tim Redaksi