Tugusatu.com- Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumperindag) Kota Batu mendorong petani serta pedagang sayur lokal untuk menjadi pemasok utama kebutuhan Sentra Pangan dan Produk Gizi (SPPG) di Kota Batu.
Upaya ini diharapkan dapat memperkuat rantai pasok pangan sekaligus menumbuhkan ekonomi masyarakat lokal.
Kepala Diskumperindag Kota Batu, Aries Setiawan, mengatakan bahwa para pedagang pasar, terutama di pasar sayur, sudah siap untuk menyuplai kebutuhan bahan baku bagi SPPG.
Saat ini terdapat sekitar 20 titik SPPG di Kota Batu yang membutuhkan pasokan rutin, terutama untuk komoditas sayur mayur dan bahan dasar pangan.
“Sudah agak lama ya, pedagang pasar di Batu, pasar sayur khususnya. Siap untuk mensuplai SPPG yang ada di Batu, tinggal komunikasi dan koordinasi saja dengan masing-masing SPPG,” ujarnya.
Ia menjelaskan, proses penyaluran bahan pangan bisa difasilitasi melalui lembaga koperasi agar lebih tertata dan memiliki pertanggungjawaban yang jelas, baik dari sisi keuangan maupun komitmen antar pihak.
Menurut Aries, kemampuan pedagang dan petani di Kota Batu tidak perlu diragukan. Selama ini mereka bahkan mampu menyuplai sayur ke luar daerah. Karena itu, memasok kebutuhan dalam kota dinilai bukan hal yang sulit.
“Potensi Batu khususnya sayur mayur bisa kuat lah. Selama ini kita ngirim keluar kota, masak di kota sendiri nggak mampu,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa kerja sama antara SPPG dan petani lokal akan memberi dampak ekonomi positif. Dengan adanya pola permintaan yang jelas dari SPPG, petani dapat menyesuaikan jenis tanaman sesuai kebutuhan pasar.
“Terus terang ini menjadi motivasi baru bagi para petani. Sehingga tinggal mendetailkan kebutuhannya SPPG itu sayur mayur apa saja, tinggal petani bisa menanam yang memang dibutuhkan. Jadi, komunikasi harus segera kita bangun supaya petani tahu apa yang dibutuhkan,” jelasnya.
Terkait kenaikan harga bahan pokok dikarenakan Makan Bergizi Gratis (MBG), Aries memastikan kondisi pasar di Kota Batu relatif aman. Ia mengakui beberapa komoditas seperti bawang dan cabai sempat mengalami kenaikan, namun masih dalam batas wajar.
“Selama ini yang naik hanya bawang dan cabai, sementara sayur-mayur lainnya tidak ada kendala,” tuturnya.
Meski demikian, Aries mengakui bahwa pasokan telur di Kota Batu masih bergantung pada daerah lain.
“Untuk telur, peternak di Batu memang masih terbatas, jadi sebagian masih didatangkan dari luar kota,” imbuhnya.
Aries menambahkan, Diskumperindag Kota Batu telah melakukan sosialisasi kepada para pedagang pasar sejak beberapa waktu lalu. Hasilnya, para pedagang menyatakan kesiapannya untuk menjadi mitra SPPG.
“Pedagang sudah kami kumpulkan dan mereka siap memasok kebutuhan SPPG. Tinggal kami koneksikan antara pihak SPPG dengan pedagang. Karena jarak antara petani dan SPPG di Batu ini sangat dekat, beda lagi kalau ngambil sayur dari luar kota, itu mengurangi ongkos,” pungkasnya.






