Tugusatu.com- Wali Kota Malang Wahyu Hidayat berkomitmen menekan angka anak tidak (ATS) sekolah dengan melibatkan berbagai pihak.
“Penyelesaian ATS secepatnya. Kita upayakan selesai tahun ini,” tegas Wahyu Hidayat dalam diseminasi hasil penanganan ATS sebagai dasar penyusunan dokumen perencanaan satuan pendidikan, Rabu (11/6).
Wahyu menjelaskan ada sejumlah tantangan yang membuat anak enggan bersekolah di antaranya mereka bekerja, berhenti atau keluar sekolah, dan menikah. Anak tidak sekolah bisa karena pertimbangan biaya.
Karena itu, Pemkot Malang bersama pemangku kepentingan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendorong anak sekolah menjadi keutamaan.
“Alhamdulillah kita sudah banyak menekan ATS, juga menerapkan strategi kebijakan melalui seragam gratis dan beasiswa. Mudah-mudahan (dengan kebijakan ini) terus menekan,” katanya.
Program seragam gratis dan beasiswa, lanjutnya, bergulir pada tahun ajaran baru 2025. Selain itu, Pemkot Malang gencar menerapkan program 1000 event seni, budaya dan olahraga yang imbasnya meningkatkan pendapatan UMKM. Pada gilirannya menumbuhkan perekonomian sehingga ada banyak orang bisa bekerja dan anak-anak bisa sekolah.
Dalam diseminasi yang diikuti 425 dari 225 satuan pendidikan, 15 organisasi perangkat daerah, masing-masing 1 sanggar kegiatan belajar dan unit pelaksana teknis, serta 22 pusat kegiatan belajar masyarakat, Wahyu menekankan persoalan ATS bukan sekadar angka dalam statistik, melainkan tantangan nyata yang memerlukan solusi sistemik, kolaboratif, dan berkelanjutan.
“Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama,” ujarnya.
Saat ini, angka ATS di Kota Malang terus menurun. Penanganan pada tahun 2024 ada 5555 anak tidak sekolah terdiri dari 1875 drop out, 1271 lulus tidak melanjutkan, dan 2509 belum pernah bersekolah.
Penanganan berhasil menurunkan 41% atau 3.250 anak kembali bersekolah. Sebanyak 2.305 anak yang masih tidak sekolah akan ditangani tahun 2025 ini.