Mahir Desain Infrastruktur, Difabel di Kabupaten Malang Siap Kerja

Difabel ragam daksa dan tuli di Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengikuti pelatihan Detailed Engineering Design (DED) di MCC Malang pada 13-22 Maret 2025. Foto: Tugusatu/Bagus Suryo
Difabel ragam daksa dan tuli di Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengikuti pelatihan Detailed Engineering Design (DED) di MCC Malang pada 13-22 Maret 2025. Foto: Tugusatu/Bagus Suryo

Tugusatu.com- Saat hari masih pagi, Alfa Rizky Dekanvantana Zulkarnain sibuk di depan komputer. Difabel daksa warga Jalan Darmo, Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur, itu mengerjakan desain infrastruktur.

Sedangkan sang narasumber, Ahmad Fitri Sujatmiko telaten memberikan arahan. Meski Alfa sudah sarjana hukum Universitas Brawijaya, tetapi ia tetap bersemangat mengikuti pelatihan lantaran ingin sukses bekerja di sektor lain.

“Saya sekarang kerja sebagai driver ShopeeFood,” kata Alfa.

Alfa tak sendiri, melainkan juga ada Ambar Tunjung Retno Kusumaningtyas. Difabel tuli itu cekatan dalam menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan mahir membuat desain infrastruktur. Ambar dan difabel tuli lainnya cepat memahami materi pelatihan dengan dibantu juru bahasa isyarat, Meilisa Trisetya Arum.

Sebanyak 20 difabel mengikuti pelatihan Detailed Engineering Design (DED) pada 13-22 Maret 2025 di Malang Creative Center (MCC), Kota Malang.

Pelatihan ini pun membuat Susilo Hadi, penyandang disabilitas daksa, merasa bersyukur karena membuka peluang sukses di masa depan.

“Saya juga lebih percaya diri menggunakan AutoCAD untuk menggambar teknik, yang sangat berguna untuk pekerjaan saya ke depan. Semoga pelatihan seperti ini dapat terus diadakan,” tutur Susilo Hadi.

Kini, mereka menguasai kemampuan praktis menyusun dan memahami dokumen DED, gambar kerja, RAB, dan spesifikasi teknik. Termasuk cakap menggunakan perangkat lunak desain seperti AutoCAD serta teknik menggambar manual.

Guna melengkapi keterampilan, mereka mendapatkan kesempatan studi lapangan di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Malang. Tujuannya untuk mengetahui harga material bangunan, serta membandingkan kualitas dan harga berbagai jenis bahan yang digunakan dalam pembangunan infrastruktur.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Malang, Yudhi Hindarto menyatakan program ini langkah konkret dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang inklusif di Kabupaten Malang.

Karena itu, Yudhi berkomitmen akan mengelar pelatihan dan pemberdayaan inklusif secara berkelanjutan. Adapun pelaksanaannya melibatkan Kemitraan Indonesia Australia (KIAT) dalam Program Gender Equality & Social Inclusion in Infrastructure (GESIT).

Difabel berkompeten

Ketua Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (GERKATIN) Kabupaten Malang, Eqik Yoga Pratama mengatakan pelatihan DED bagi difabel sebagai upaya mendorong penyiapan sumber daya manusia sebelum mereka masuk dunia kerja.

“Pintar dulu baru bicara kerja,” tandas Eqik Yoga Pratama yang juga mahasiswa Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Merdeka Malang.

Menurut Eqik, kompetensi sangatlah penting di era kekinian yang menghadirkan persaingan ketat di dunia kerja.

“Kompetensi teman-teman tuli harus dipersiapkan sejalan dengan penyiapan SDM. Setelah itu baru bekerja,” tuturnya.

Pada kesempatan itu, Eqik berharap pemerintah fokus mengembangkan program membangun kesetaraan bidang pendidikan dan pelatihan, sekaligus membuka lowongan kerja maupun usaha bagi difabel sebagai prioritas.

Sebab, para difabel yang mengantongi sertifikat kini bisa bekerja di sektor merancang dan mengelola proyek infrastruktur pemerintah maupun swasta. Termasuk mahir memanfaatkan teknologi dalam pekerjaan mereka.

Sementara itu Ahmad Fitri Sujatmiko yang menjadi narasumber dalam pelatihan DED menyatakan, para difabel penerima sertifikat bisa mengisi pasar kerja sebagai operator juru gambar dan juru hitung untuk RAB. Bahkan, bisa juga menjalankan usaha mandiri sebagai pengusaha.

“Kebutuhan SDM untuk mengerjakan DED dan RAB meningkat meskipun ada efisiensi anggaran pemerintah,” ujar Ahmad Fitri Sujatmiko yang juga dari Asosiasi Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia Komda Malang.

Penulis: Bagus SuryoEditor: Tim editor