Ketua PP Aisyiyah, Latifah Iskandar: Aisyiyah Organisasi Inklusif dan Terbuka

Ketua PP Asyiyah, Latifah Iskandar, pada silaturahmi dan pengajian yang di Basement Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (18/3/2025). Istimewa
Ketua PP Asyiyah, Latifah Iskandar, pada silaturahmi dan pengajian yang di Basement Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (18/3/2025). Istimewa

Tugusatu.com, MALANG–Aisyiyah adalah organisasi yang inklusif dan terbuka terhadap perkembangan zaman sehingga h tidak menutup diri terhadap perubahan, tetapi tetap berpegang teguh pada keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan yang Esa, bukan menjadikan uang sebagai tujuan utama sebagaimana yang banyak terjadi saat ini.

Ketua PP Asyiyah, Latifah Iskandar, menegaskan hal itu pada silaturahmi dan pengajian yang di Basement Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (18/3/2025).

Menurutnya, Islam Berkemajuan memiliki empat gerakan utama, yakni Gerakan Dakwah, Gerakan Tajdid, Gerakan Ilmu, dan Gerakan Amal. Ia menekankan pentingnya Gerakan Amal yang telah dilakukan oleh Aisyiyah, terutama dalam menangani kesejahteraan sosial. Pemerintah bahkan telah mengadopsi konsep yang dikembangkan Aisyiyah dalam membangun kesejahteraan sosial.

“Aisyiyah memiliki kelompok sasaran yang jelas, yaitu anak dhuafa, perempuan korban kekerasan, penyandang disabilitas, serta lansia. Untuk menjadi perempuan berkemajuan, kita harus lincah dalam merespons perubahan zaman dan tidak menutup diri terhadap ide-ide baru,” ujarnya.

Terkait Risalah Islam Berkemajuan (RIB) di bidang kesejahteraan sosial, dia menyampaikan,  RIB merupakan landasan bagi pemikiran, organisasi, gerakan, serta kehidupan global. Islam Berkemajuan, menurutnya, memiliki lima karakter utama, yaitu berlandaskan tauhid, bersumber pada Alquran dan As-Sunnah, menghidupkan ijtihad dan tajdid, mengembangkan wasathiyah (moderasi), serta mewujudkan rahmat bagi seluruh alam.

Dia menegaskan bahwa semua poin tersebut merupakan satu kesatuan yang harus diterapkan secara utuh dalam kehidupan sosial.

CEO & Owner PT Kernel Indonesia Potential, Joane Hendrawati, yang trategi dalam mengelola usaha dan memanfaatkan potensi ekonomi,  menjelaskan salah satu tantangan utama dalam dunia wirausaha adalah permodalan, yang tidak hanya berupa materi tetapi juga pengalaman.

Selain itu, dia menyoroti aspek digitalisasi, inovasi, persaingan, tren pasar, serta pemasaran sebagai faktor penting dalam keberhasilan usaha.

“Bagi saya, legalitas usaha juga merupakan hal yang sangat penting, terutama dalam ekspor. Untuk menjadi eksportir, seorang pengusaha harus memiliki akta pendirian, Nomor Induk Berusaha (NIB), serta sertifikat kelayakan fungsi (compliance),” ucapnya.

Indonesia, kata dia, memiliki contoh beberapa potensi ekonomi tinggi seperti gedebok pisang. Jika kita mampu mengolahnya dengan sangat baik, maka akan memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Begitu juga rotan, rotan adalah berlian hijau Indonesia karena hanya Indonesia yang memiliki kualitas terbaik di dunia.

Dalam hal itu, dia menegaskan, orang Indonesia harus bangga menjadi orang Indonesia. Karena segala sesuatu yang ada di negeri ini memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di dunia internasional. Melalui acara ini, ia berharap dapat menjadi momentum penting bagi perempuan untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam membangun kesejahteraan sosial.

 

Penulis: Bagus Suryo Editor: Anam