Opsi Menu Makan Bergizi Gratis Racikan Kota Malang

Produk makanan buatan UMKM tersertifikasi halal saat Gelaran Halal Market Day Usaha Pariwisata 2024 di Kota Malang. Foto: Tugusatu/Bagus Suryo
Produk makanan buatan UMKM tersertifikasi halal saat Gelaran Halal Market Day Usaha Pariwisata 2024 di Kota Malang. Foto: Tugusatu/Bagus Suryo

Tugusatu.com- Pemangku kepentingan di Kota Malang, Jawa Timur, menyambut program makan bergizi gratis sampai memberikan masukan opsi menu makan seimbang berbasis pangan lokal.

Asmualik, anggota dewan Komisi D DPRD Kota Malang, mengatakan sudah berdialig dengan sejumlah pihak sekolahan.

“Saya baru saja dari sekolahan, masih banyak pihak sekolahan yang belum mengetahui program ini karena dianggap hal baru,” tegas Asmualik, Selasa (29/10).

Soal menu makanan, lanjutnya, sepatutnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Terpenting, makanan memenuhi gizi seimbang dan menarik minat anak untuk makan.

Karena itu, kajian dan edukasi diperlukan sehingga pelaksanaan program tepat sasaran. Dalam hal ini, Asmualik akan memantau kesiapan organisasi perangkat daerah terkait.

“Yang namanya makanan bergizi itu cukup gizi secara seimbang, bagaimana anak minat makan. Ini perlu edukasi, bukannya makanan nasi kotak seperti orang dewasa,” ucapnya

Dalam hal ini, Asmualik sebagai Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Malang memastikan memberikan dukungan sekaligus mengawal program makan bergizi gratis melibatkan anggota dewan lainnya.

Pangan lokal

Di sisi lain, Universitas Brawijaya (UB) getol menggaungkan gerakan konsumsi pangan lokal. Rektor UB Prof Widodo, mengatakan mendukung program makan bergizi gratis.

Menurut Widodo, bahan pangan itu bukan saja nasi dan telur, melainkan ada beragam pangan seperti ubi jalar, singkong dan lainnya. Untuk itu, UB mengajak semua pihak turut mengedukasi masyarakat bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas).

“Saya khawatir kalau di sekolahan (saat pelaksanaan program makan bergizi gratis) tidak ada nasi, tapi adanya getuk, jadi viral,” ucap Widodo.

Saat seminar gerakan konsumsi pangan lokal, Sabtu (26/10), UB menyerahkan bantuan bibit cabai dan ubi jalar kepada kelompok urban farming di Kota Malang. Bantuan digulirkan kepada 113 kelompok urban farming berupa 620 bibit ubi dan 4.000 bibit cabai.

Selain itu, UB mengembangkan riset pangan, gizi dan makanan olahan. Riset sesuai kebutuhan nutrisi siswa pendidikan anak usia dini, SD, SMP, dan SMA. Termasuk menu untuk penanganan stunting atau tengkes.

Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UB Prof Yusuf Hendrawan mengungkapkan UB bisa menyediakan opsi menu makanan berbasis pangan lokal.

“Sehat itu tidak harus mahal, dan menjadi kenyang tidak harus dengan nasi dan terigu,” tuturnya.

Satu porsi menu makanan seharga Rp10.000, lanjutnya, bisa berisi makanan olahan dari porang, mi, ubi, bakso, sayur, serat dan protein. Karena itu, Yusuf berharap program makan bergizi gratis nanti ada hari menerapkan pangan fungsional selain nasi.

Dalam hal ini, UB sudah menerapkan menu pangan fungsional berbasis lokal  pada mahasiswa baru. Yang menyediakan makanan adalah 50 UMKM binaan UB.

Menu makanan berbasis pangan lokal buatan UB itu ada yang berisi olahan umbi, tempe dan sayur. Termasuk jelly drink berbahan buah dengan komponen utamanya umbi porang yang kaya serat. Bisa juga satu paket makanan berisi karbohidrat, minuman, snack, daun kelor. Adapun makanan ringannya getuk dan lainnya dengan minuman jamu berbahan jahe dan kunyit.

Yusuf menekankan, penerapan makan bergizi gratis nanti harus sesuai targetnya, yakni menu anak SD berbeda dengan siswa SMP dan SMA.

Sementara itu, Kepala Dispangtan Kota Malang Slamet Husnan Hariyadi, menyatakan terus mengembangkan urban farming. Termasuk memberikan bantuan hidroponik, benih, pupuk cair, dan pompa mengalirkan air di hidroponik. Hal itu untuk ketahanan pangan sekaligus pengendalian inflasi daerah.

Di Kota Malang, urban farming terintegrasi dengan usaha tani perikanan dan peternakan perkotaan skala pekarangan rumah.

Penulis: Bagus SuryoEditor: Tim editor