Tugusatu.com- Penjabat Wali Kota Malang Iwan Kurniawan menekankan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengolah sampah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
“Kota Malang harus bersih dari sampah. Bukan saja angkut lalu buang di tempat pemrosesan akhir, melainkan diolah agar memiliki hasil ekonomis dan produktif sehingga meningkatkan pendapatan pada masyarakat,” tegas Iwan Kurniawan, Kamis (22/8).
Iwan melakukan pemetaan persoalan persampahan untuk selanjutnya meninjau TPA Supit Urang. Menurut Iwan, pengangkutan sampah terdapat titik rawan sampai pukul 08.00 WIB.
Karena itu, Iwan menekankan pengangkutan sampah jangan melebihi pukul 08.00 WIB karena mulai banyak orang beraktivitas berangkat bekerja maupun sekolah. Rentang pengangkutan harus cepat pada pukul 07.00-08.00 WIB dan jangan ada sampah menumpuk.
Sampah dari pasar dan perkantoran kalaupun belum sempat terangkut ke TPA harus ada intervensi dengan ditutup terpal sehingga tidak terlihat pengguna jalan.
Saat ini, persoalan pengolahan sampah perlu intervensi sarana prasarana dan sumber daya manusia.
“Salah satu kuncinya soal anggaran. Solusinya dengan mengusulkan bantuan dari Kemendagri melalui hibah dalam program Local Service Delivery Improvement Program (LSDP),” ujarnya.
Nantinya, dana hibah bisa digunakan untuk membangun TPST, sarana persampahan dan pengadaan truk pengangkut sampah. Bahkan, ada pengolahan sampah modern untuk RDF (Refuse Derived Fuel)Â atau bahan bakar dari pengolahan sampah, maggot dan lainnya.
“Bantuan dari Mendagri, salah satunya Kota Malang siap 2025. Itu bisa mengintervensi penumpukan sampah juga perubahan mindset masyarakat semula buang sampah menjadi diolah,” tuturnya.
Program LSDP, lanjutnya, merupakan dana talangan yang teknisnya dianggarkan dulu di APBD sesuai kebutuhan. Lalu anggaran diganti dengan mekanisme ditagihkan pada Kemendagri setelah ada progres.
Kesiapan DLH
Saat meninjau TPA Supit Urang, Selasa (27/8), Iwan mengatakan baru 35 ton sampah per hari diolah dari total 500-700 ton per hari. Bila program LSDP berjalan, nanti bisa mengolah 120 ton per hari.
“Lokasi pembangunan LSDP sudah disiapkan di Kawasan TPA Supit Urang. Kunjungan saya kali ini juga dalam rangka untuk melihat langsung kesiapan lokasi pembangunan LSDP nantinya, termasuk juga mendengarkan paparan Pak Kadis LH,” imbuh Iwan.
Terdapat 3 kategori sampah yang masuk ke TPA Supit Urang yaitu sampah makanan sebanyak 54,39%, sampah taman sebanyak 13,60% dan sampah plastik sebanyak 13,66%. Dari data tersebut sebanyak 98,68% sampah telah terkelola, sedangkan 1,32% sampah tidak terkelola.
Sementara itu, Kepala DLH Kota Malang Noer Rahman Wijaya mengatakan sudah membuat studi kelayakan, Detail Engineering Design (DED) dan bisnis plan terkait program LSDP. Bahkan, perencanaan sudah tahap pengelolaan dan menjual sampah sebagai tambahan pendapatan asli daerah. Tapi, tantangannya perlu terobosan di APBD untuk dana talangan itu.
“Lokasi sudah kami siapkan, kebutuhannya 1,8 hektare di lingkungan TPA Supit Urang sehingga nanti ada pengelolaan 40%-50% sampah, otomatis mengurangi beban dan memperpanjang umur TPA,” ucapnya.
Saat ini, kinerja pengolahan sampah telah meningkatkan pendapatan asli daerah. Semula Rp15 miliar pada 2022 menjadi Rp19 miliar tahun 2024. Nanti meningkat jadi Rp20 miliar pada 2025. Tambahan pendapatan retribusi nanti dengan mengelola 13 item sampah dari proses pemilahan.
Reporter/Editor: Bagus Suryo
Sumber: Rilis Bagian Prokompim Kota Malang