Tugusatu.com, MALANG– Pelaku UMKM di Kayutangan Heritage, Kota Malang, Jawa Timur, selama dua tahun ini merasakan era kebangkitan ekonomi dan pariwisata setelah sebelumnya sempat terpuruk akibat pandemi. Kemajuan kampung tematik telah membawa berkah bagi masyarakat.
“UMKM di Kayutangan sekarang 258 usaha dari awalnya 50 UMKM pada tahun 2018. Dua tahun ini bangkit,” tegas Koordinator UMKM Kayutangan Heritage Kota Malang Nikmatur Rohmah, Minggu (28/7).
Ia menyatakan warga menikmati keuntungan berlipat dari kemajuan pariwisata. Pelaku UMKM pun semringah lantaran pendapatan mereka meningkat signifikan.
Semula warga hanya memfungsikan rumah untuk hunian bersama keluarga, kini membuka usaha kuliner, kue, kafe dan aksesori.
“Ada penginapan, akan tetapi masih rintisan,” katanya.
Dalam waktu dekat ini, diprediksi akan bermunculan homestay. Pasalnya, animo kunjungan wisata trennya meningkat.
Ketua Pokdarwis Kampung Heritage Kayutangan Mila Kurniawati mengatakan UMKM di Kayutangan sudah naik kelas, dalam artian yang mikro menjadi kecil, yang usaha kecil meningkat jadi menengah.
Warga miskin pun berkurang karena mereka sudah masuk kelompok menengah ke atas. Kini, pola pikir warga berubah semula cukup meraup pendapatan dari usaha kuliner dengan pendapatan Rp700.000, kini meningkat menjadi Rp1 juta.
Mak Astufa, pelaku UMKM kedai kopi dan makanan di Gang IV Kayutangan Heritage, mengaku mendapatkan uang dari hasil berjualan kudapan bisa mengantongi Rp300.000 sampai Rp500.000 per hari. Astufa selain berjualan juga membantu menjaga loket pintu masuk wisatawan. Tarif jasa lingkungan Rp5.000 untuk wisatawan domestik dan Rp10.000 wisatawan mancanegara.
Saat ini, pendapatan Pokdarwis murni dari pengunjung atau tiket. Selama tahun 2023, Pokdarwis membukukan Rp200 juta dari 100.000 wisatawan. Sampai empat bulan pertama 2024 sudah ada pemasukan Rp300 juta.
“Kami mencatat sudah sekitar 12.000 pengunjung, bahkan bisa sampai 20.000 wisatawan dalam sebulan. Tahun ini kunjungan memang luar biasa,” ungkap Mila.
Penulis/Editor: Bagus Suryo