Animo wisatawan berkunjung di Kota Malang, Jawa Timur, semakin meningkat sehingga signifikan memberikan andil pertumbuhan perekonomian. Tren positif itu optimistis berlanjut di tahun 2024.
“Salah satu indikator naiknya kunjungan wisata adalah tercapainya target pajak dari sektor hotel,” tegas Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota Malang Baihaqi, Jumat (26/1).
Jumlah kunjungan wisata pada awal Desember 2023 tercatat 45.115 wisatawan mancanegara dan 2.175.861 wisatawan nusantara, totalnya 2.220.976 wisatawan. Jumlah itu bertambah di akhir Desember, yakni 48.358 wisatawan mancanegara dan 3.002.894 wisatawan nusantara, totalnya 3.051.252 wisatawan sepanjang tahun 2023.
Faktor pendorong yang membuat wisatawan kian meningkat lantaran pelaku jasa wisata konsisten menggelar event rutin. Begitu pula Pokdarwis di 23 kampung tematik sudah memiliki kalender wisata saban tahun menyuguhkan event menarik yang memanjakan wisatawan.
“Ada event-event yang diselenggarakan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kota Malang mencapai 6,32% (tahun 2022),” katanya.
Data dari Kantor Bank Indonesia Malang menyebutkan perekonomian 2023 diprediksi akan tetap tumbuh sebesar 4,9%-5,7% termoderasi akibat pengaruh faktor global.
Baihaqi mengungkapkan kebijakan pariwisata 2024 akan terus memperkuat capaian yang sudah ada. Termasuk melanjutkan kolaborasi dan sinergi dengan semua unsur pemangku kepentingan.
UMKM kuliner
Sementara itu wisata kuliner menjadi salah satu daya tarik pariwisata yang imbasnya mendongkrak pendapatan asli daerah. Bahkan, perolehan pendapatan dari pajak restoran signifikan selain pajak hiburan.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Malang Handi Priyanto.
Dalam beberapa tahun ini, lanjutnya, pajak restoran mengalami peningkatan, yakni tahun Rp40 miliar, lalu naik di tahun 2021 menjadi Rp64 miliar. Selanjutnya, tahun 2022 Rp105 miliar. Tahun 2023 meningkat lagi Rp148 miliar.
“Target tahun 2024 Rp155 miliar,” ucap Handi.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kota Malang Eko Sri Yuliadi juga mengakui UMKM kuliner tumbuh sejalan kemajuan pariwisata, bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya permintaan bahan pangan.
“UMKM kuliner tumbuh 5%-10%, adapun yang terkurasi 21.000 UMKM,” kata Eko.
Eko menyatakan kemajuan sektor pariwisata mendorong investor membuka usaha baru di Kota Malang. Dampaknya menyerap tenaga kerja sebagai solusi problem pengangguran.
Investor yang membuka kafe baru sesuai data terkini di Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Malang semula 571 izin pada 2021 menjadi 1.515 izin pada 2022, lalu pada 2023 sebanyak 2.051 izin kafe.