DLH Kota Malang Kebut Ekonomi Sirkular Sambut LSDP 2026

Kepala DLH Noer Rahman Wijaya akan bekerja sama dengan investor untuk mengelola sampah di TPA Supit Urang. Tugusatu/Bagus Suryo
Kepala DLH Noer Rahman Wijaya akan bekerja sama dengan investor untuk mengelola sampah di TPA Supit Urang. Tugusatu/Bagus Suryo

Tugusatu.com- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Jawa Timur, mengoptimalkan pengembangan ekonomi sirkular di tempat pembuangan akhir (TPA) Supit Urang. Pengelolaan sampah nanti bekerja sama dengan investor.

Kepala DLH Kota Malang Noer Rahman Wijaya mengungkapkan hal itu mengingat timbunan sampah menumpuk setinggi 11 meter di lahan seluas 16 hektare.

“Timbunan sampah setinggi 11 meter perlu pengelolaan agar tidak menjadi beban. Kalau yang di sanitary landfill seluas 5 hektare aman,” tegas Rahman, Rabu (13/11).

Karena itu Rahman membuat terobosan untuk percepatan mengurangi timbulan sampah tersebut. Sesuai data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), timbulan sampah di Kota Malang tahun 2023 sebanyak 778,34 ton per hari, adapun timbulan sampah per tahun sebanyak 284.095,41 ton.

Pengurangan sampah akan ditekan melalui proyek Local Service Delivery Improvement Program (LSDP). Termasuk bekerja sama dengan investor.

“Harus ada pengelolaan dan pengurangan sampah tahun 2025 sehingga tidak menunggu LSDP lagi. Program mandatory (wajib) ini menggandeng investor,” ujarnya.

Sebelumnya, DLH telah menyiapkan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Refuse Derived Fuel (TPST RDF) di TPA Saniter Supit Urang senilai Rp187 miliar untuk program LSDP. Tetapi, penganggaran harus ada dana talangan di APBD.

Produknya berupa RDF pengganti batu bara sebanyak 72 ton per hari dari sampah yang dikelola sekitar 120 ton sampai 150 ton per hari.

Namun, proyek LSDP ditunda pada tahun 2026 dari semula bakal direalisasikan tahun 2025. Itu sebabnya Rahman membuat strategi mencoba pengelolaan sampah dalam wujud lain dengan melakukan optimalisasi di lahan 16 ha.

Nantinya, sampah dikelola menjadi berbagai produk untuk menambah pendapatan asli daerah. Persiapan dan tahapan optimalisasi pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular itu telah dirancang.

“Ini menyongsong program LSDP tahun 2026 karena sesuai arahan Pak Pj. Wali Kota (Iwan Kurniawan), ekonomi sirkular melalui program LSDP dengan produk RDF bukan saja menjadi percontohan nasional, akan tetapi jadi yang terbaik Asia Tenggara,” tuturnya.

Penjabat Wali Kota Malang Iwan Kurniawan menyatakan pengelolaan sampah di Kota Malang sudah baik. Hanya saja perlu peningkatan ekonomi sirkular.

“Pengolahan sampah kalau kita lihat Kota Malang sudah baik, sudah bagus. Tapi ada hal-hal yang kecil-kecil proses pengolahan ekonomi sirkular yang masih perlu ditingkatkan,” kata Iwan.

Penulis: Bagus SuryoEditor: D. Wahjoeharjanto