Tugusatu.com, MALANG—Masyarakat Malang mendapatkan kehormatan dan kejutan didatangi pemain film dan pemilik kisah “Sampai Titik Terakhirmu”, sebuah film yang mengangkat kisahnya perjuangan seorang wanita baik sebagai anak, kakak, pacar, dan isteri, saat melawan kanker ovarium.
Unique Prscilla berperan sebagai Ibu Shella, serta Siti Fauziah dan TJ Ruth sebagai tetangga. Bahkan pemilik kisah aslinya yaitu Albi Dwizky juga ikut datang, menyapa penonton film tersebut di CGV Malang City Point, Kamis (20/11/2025).
Selama 1,54 jam, penonton disuguhi kisah perjuangan Shella menghadapi penyakit kanker yang dideritanya dan perjuangan keluarga dan pacar dan kelak menjadi suami tercinta mendampingi dan mendukung Shella baik moril maupun biaya pengobatannya.
Selama film diputar, diwarnai kisah sedih dan menyentuh. Penonton dalam ruangan tidak ada yang bersuara, khidmat sekaligus sedih menyaksikan perjuangan Shella menghadapi penyakitnya.
Maka ketika film akan berakhir, lampu studio pun dinyalahkan. Tampak semua wajah penonton sembab karena tangis. Momen itu pun difoto oleh kru dari “Sampai Titik Terakhirmu”.
Karena itu, usai menonton film, maka serentak seluruh studio membacakan doa untuk mendiang Shella Selpi Lizah yang menjadi sosok utama adanya film itu.
Shella divonis kanker ovarium pada 2021 lalu. Selama pengobatan, dirinya selalu didukung oleh keluarga besar dan kekasihnya Albi. Perjuangan Shella memerangi kanker ovarium itu kerap dibagikan keduanya di akun TikTok mereka.
Keduanya memutuskan menikah setelah berpacaran selama tiga tahun, dalam suasana perjuangan Shella menghadapi kanker dan bolak-balik ke rumah sakit untuk kemoterapi. Akhirnya Shella menghembuskan nafas terakhir 14 hari setelah Albi mengucap ijab qabul untuknya.
Albi menjelaskan, dirinya terlibat dalam 70% pembuatan naskah. Dia secara rinci memilih memori-memori bersama Shella yang ingin diabadikannya dalam film. “Tadi aku juga masih menangis teringat almarhumah,” ujar Albi saat ditemui awak media.
Motivasi terbesar Albi untuk menjadikan kisahnya sebuah film karena ingin menginspirasi para pejuang kanker lainnya. Proses pengobatannya memang sangat berat, namun mereka tidak sendiri. Ada banyak orang dengan kondisi sama yang sedang sama-sama berjuang.
Dia menyatakan pula, pelajaran dari film itu, yakni hargai orang terdekatmu, sayangi mereka, dan dukung mereka saat membutuhkan dukungan.
Albi menjelaskan pula, Kota Malang dia datangi bersama dengan beberapa pemain film, karena mampunyai kesan bagi almarhumah. Shella sebelum meninggal pernah berwisata ke Malang.
Proses membangun chemistry antar-pemain juga berjalan lancar. Setelah membaca skenario dan seluruh pemain berkumpul untuk reading naskah, semuanya sudah dalam frekuensi emosi yang sama.
“Aku harus pura-pura kuat dan tampil tegar di depan Shella,” ujar Cilla.
Perannya sebagai support system untuk anaknya tidak mengizinkan kesedihan tampak di wajahnya. Di depan pengidap kanker seperti Shella, menurutnya orang tua harus tetap terlihat baik-baik saja dan bersemangat meski sebenarnya hati mereka ikut sakit. Untuk itu banyak scene yang sedih, namun dirinya tidak bisa meneteskan air mata.
