Tugusatu.com- Pemkot Malang, Jawa Timur, memperkuat data warga yang tinggal di daerah rawan bencana guna memudahkan mitigasi sekaligus penanganan cepat bila terjadi bencana.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, Prayitno mengatakan pendataan melibatkan perguruan tinggi.
“Universitas Negeri Malang mencatat setiap rumah. Satu titik bisa 75 rumah, kami catat jumlah rumah dan anggota keluarga,” tegas Prayitno saat simulasi gladi siap kesiagaan terhadap bencana di Lapangan Amprong, Sabtu (15/11).
Ia menjelaskan pendataan detail warga bagian dari pemetaan daerah rawan bencana. Data itu nantinya bisa diakses masyarakat sehingga bila terjadi bencana, penanganan akan lebih efektif.
Sebab, sistem data secara otomatis menampilkan jumlah warga, kondisi daerah, kebutuhan logistik, bantuan, rencana evakuasi, dan prioritas penanganan.
Data itu, lanjutnya, bisa digunakan oleh RT, RW, dan lurah guna melakukan mitigasi dengan melihat indikator daerah yang masuk kategori rawan bencana sesuai level. Dengan demikian masyarakat bisa mengantisipasi segala risiko bencana sejak dini.
“Dengan data ini, selain memiliki peta rawan bencana, kami juga punya peta warga yang tinggal di titik berpotensi terdampak. Dari situ, kami bisa memetakan kebutuhan logistik, bantuan, rencana evakuasi, dan prioritas penanganan,” katanya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat berharap masyarakat memiliki kepekaan dan kesiapan kebencanaan. Karena itu, simulasi menjadi solusi mengingat kegiatan ini bisa melatih kebiasaan tanggap terhadap situasi sejak sebelum bencana itu terjadi.
“Dengan membiasakan adanya simulasi ini, mereka akan lebih tanggap ketika terjadi bencana. Ini untuk meningkatkan kesadaran, karena tanggung jawab tidak hanya pada pemerintah, dalam hal ini BPBD, tetapi juga pada relawan dan seluruh masyarakat,” tutur Wahyu.






