Tugusatu.com- Pemkab Malang, Jawa Timur, mendorong gabah kering panen petani terserap Bulog sesuai ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp6.500 per kg.
“Di musim panen ini kita bekerja sama dengan Bulog serap pasar. Setiap kali panen, petani hubungi petugas penyuluh lapangan, Bulog akan turun langsung membeli gabah petani Rp6.500 per kg,” tegas Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang, Avicenna Medisica Saniputera, kemarin.
Avicenna mengakui produksi gabah ada penurunan dalam beberapa tahun belakangan.
Sesuai data BPS, luas panen padi tahun 2024 sebesar 41.020 hektare (ha) dengan produksi padi sebanyak 254.794 ton gabah kering giling (GKG). Gabah sebanyak itu dikonversi menjadi beras untuk konsumsi penduduk mencapai 147.123 ton.
Adapun luas panen padi 2023 mencapai sekitar 43.919 ha dengan produksi padi sebesar 279.366 ton GKG. Gabah itu dikonversi menjadi beras mencapai 161.361 ton. Sedangkan luas panen padi tahun 2022 di 45.902 ha sawah menghasilkan 271.606 ton GKG atau 156.831 ton beras.
Dengan demikian, produksi GKG tahun 2024 menurun 8,80% atau 24,57 ribu ton. Pada tahun 2025 ini, angka sementara luas tanam padi di Kabupaten Malang 37.000 ha, menurun 4.020 ha ketimbang tahun 2024. Justru luas tanam tebu yang bertambah 3.000 ha sehingga total luas lahan mencapai 47.000 ha.
Dalam hal ini, Avicenna mengatakan tidak bisa melarang petani menanam padi, tebu atau hortikultura. Yang jelas, dalam menyikapi penurunan luas sawah sehingga bakal berpengaruh pada produksi gabah, maka Pemkab Malang kini menyiapkan varietas baru benih padi hibrida Sukma akronim Sanusi Kabupaten Malang guna mendongkrak produksi beras.
Calon benih padi itu sekarang memasuki proses sertifikasi di Kementan diklaim bisa menghasilkan 12 ton sampai 14,8 ton gabah per ha setelah uji multilokasi.