Tugusatu.com- Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Malang, Jawa Timur, Febrina menyatakan inflasi cukup terkendali, akan tetapi di luar dugaan Kota Malang justru mengalami deflasi.
Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Malang mengalami deflasi sejak awal tahun 2025. Inflasi Januari -0,60% dan Februari -0,69%.
“Hal ini bukan semata mencerminkan penurunan daya beli,” tegas Febrina saat rapat pengendalian inflasi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang, Selasa (4/3).
Saat ini TPID fokus pengendalian inflasi selama Ramadan. Febrina menyatakan harga sejumlah komoditas pangan mulai naik. Bahkan, harga beras di pasar sudah melampaui harga eceran tertinggi (HET). Begitu juga harga daging ayam yang fluktuasi.
Adapun penyebab kenaikan harga pangan lantaran pasokan dari produsen berkurang seperti cabai, bawang merah, beras, minyak goreng premium, dan gula pasir.
Selama ini, Kota Malang sebagai daerah konsumen dan bukan penghasil beras menerima pasokan bawang merah dari Probolinggo, cabai dari Kabupaten Malang dan Kediri, serta telur ayam dari Blitar.
Para pedagang sejumlah daerah bukan saja memasok bahan pangan di Kota Malang, melainkan juga mengirim ke Surabaya sampai Jakarta.
Febrina mencermati kenaikan harga minyak goreng sehingga mendorong perlunya pola hidup sehat selama puasa Ramadan berimbas menurunkan konsumsi minyak goreng. Soal kenaikan harga gula pasir, lanjutnya, terkait ekspektasi pembelian cukup banyak untuk konsumsi Lebaran.
Guna membendung kenaikan harga, lanjutnya, perlu langkah strategis. Solusi menurunkan harga beras lewat operasi pasar. Patut dicermati pula kebutuhan beras untuk program makan bergizi gratis sehingga perlu mencari terobosan memperluas penyuplai beras dari Lamongan dan Bojonegoro
Selain itu, BI Malang menemukan fakta adanya komunitas pedagang di Pasar Gadang yang menjual telur ayam dengan menentukan harga sendiri.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota MalangĀ Erik Setyo Santoso menyatakan akan menggelar gerakan pangan di 25 lokasi guna mengendalikan inflasi.
“Selain menjual sembako murah diharapkan juga memiliki multiplier effect mengendalikan harga,” ujarnya.
Pemkot Malang juga gencar melakukan gerakan urban farming menanam cabai sebagai bagian penting mengendalikan harga.